Rupiah Berakhir Loyo Versus USD, Hari Ini Bertengger di Level Rp14.842
Selasa, 18 April 2023 - 16:54 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) mengalami pelemahan pada perdagangan sore ini, Selasa (18/4/2023). Kurs rupiah jatuh 48 poin ke level Rp14.842 per USD dengan pergerakan di kisaran Rp14.808 hingga Rp14.867/USD pada sesi penutupan sebelum libur panjang Lebaran 2023.
Berdasarkan data Jisdor BI, mata uang rupiah bertengger di posisi Rp14.855 per USD saat melawan dolar AS. Raihan itu anjlok bila dibandingkan sesi sebelumnya pada level Rp14.773/USD.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan kurs rupiah ini berbanding terbalik dengan kondisi di dalam negeri. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) atau suku bunga acuan pada level 5,75%.
Hal ini menjadi kali ketiga secara berturut-turut bank sentral mempertahankan suku bunga acuan. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun bertahan di level 5% dan lending facility tetap di level 6,5%.
"Keputusan tersebut tetap konsisten dengan arah kebijakan moneter preemptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan," terang Ibrahim dalam rilis hariannya.
Kata Ibrahim, suku bunga acuan yang sebesar 5,75% ini memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran 3 plus minus 1% di sisa tahun 2023 dan inflasi indeks harga konsumen akan kembali ke sasaran 3 plus minus 1 persen lebih awal dari sebelumnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan juga berlandaskan prospek pertumbuhan ekonomi nasional masih positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai level atas pada kisaran 4,5% hingga 5,3%.
Berdasarkan data Jisdor BI, mata uang rupiah bertengger di posisi Rp14.855 per USD saat melawan dolar AS. Raihan itu anjlok bila dibandingkan sesi sebelumnya pada level Rp14.773/USD.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan kurs rupiah ini berbanding terbalik dengan kondisi di dalam negeri. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) atau suku bunga acuan pada level 5,75%.
Hal ini menjadi kali ketiga secara berturut-turut bank sentral mempertahankan suku bunga acuan. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun bertahan di level 5% dan lending facility tetap di level 6,5%.
"Keputusan tersebut tetap konsisten dengan arah kebijakan moneter preemptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan," terang Ibrahim dalam rilis hariannya.
Kata Ibrahim, suku bunga acuan yang sebesar 5,75% ini memadai untuk mengarahkan inflasi inti tetap terkendali dalam kisaran 3 plus minus 1% di sisa tahun 2023 dan inflasi indeks harga konsumen akan kembali ke sasaran 3 plus minus 1 persen lebih awal dari sebelumnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan juga berlandaskan prospek pertumbuhan ekonomi nasional masih positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai level atas pada kisaran 4,5% hingga 5,3%.
tulis komentar anda