Pemulihan China Jadi Angin Segar ke Ekonomi Asia, IMF Wanti-wanti Krisis Perbankan Barat
Rabu, 03 Mei 2023 - 08:55 WIB
"Sementara spillovers ke kawasan dari tekanan di sektor keuangan AS dan Eropa telah relatif terkendali sejauh ini, Asia tetap rentan terhadap pengetatan kondisi keuangan dan repricing aset yang tiba-tiba dan tidak teratur," kata IMF.
Dan sementara Asia memiliki penyangga modal dan likuiditas yang kuat untuk menangkis guncangan pasar, sektor korporasi dan rumah tangga yang sangat leverage di kawasan ini "secara signifikan" lebih terpapar pada peningkatan tajam dalam biaya pinjaman, tambahnya.
IMF juga mendesak bank-bank sentral di Asia – tidak termasuk Jepang dan China – untuk menjaga kebijakan moneter ketat untuk menurunkan inflasi yang kemungkinan tetap tinggi yang sebagian karena penguatan permintaan domestik.
"Pengetatan yang tidak memadai dalam jangka pendek akan membutuhkan pengetatan moneter yang lebih tidak proporsional nanti untuk menghindari inflasi tinggi menjadi mendarah daging, membuat kontraksi yang lebih besar lebih mungkin terjadi."
Sementara China akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kawasan itu. "Namun sektor properti negara itu tetap menjadi risiko yang perlu ditangani oleh para pembuat kebijakan untuk memastikan pemulihan yang merata di sektor ini," kata IMF.
Dan sementara Asia memiliki penyangga modal dan likuiditas yang kuat untuk menangkis guncangan pasar, sektor korporasi dan rumah tangga yang sangat leverage di kawasan ini "secara signifikan" lebih terpapar pada peningkatan tajam dalam biaya pinjaman, tambahnya.
IMF juga mendesak bank-bank sentral di Asia – tidak termasuk Jepang dan China – untuk menjaga kebijakan moneter ketat untuk menurunkan inflasi yang kemungkinan tetap tinggi yang sebagian karena penguatan permintaan domestik.
"Pengetatan yang tidak memadai dalam jangka pendek akan membutuhkan pengetatan moneter yang lebih tidak proporsional nanti untuk menghindari inflasi tinggi menjadi mendarah daging, membuat kontraksi yang lebih besar lebih mungkin terjadi."
Sementara China akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kawasan itu. "Namun sektor properti negara itu tetap menjadi risiko yang perlu ditangani oleh para pembuat kebijakan untuk memastikan pemulihan yang merata di sektor ini," kata IMF.
(akr)
tulis komentar anda