Angkat Jempol! Tak Mau Tambangnya Dikuasai China, Kongo Minta Jatah Lebih Besar

Kamis, 25 Mei 2023 - 14:32 WIB
Sinohydro Corp dan China Railway Group Limited telah setuju untuk membangun jalan dan rumah sakit dengan imbalan 68% saham di Sicomines, usaha patungan kobalt dan tembaga dengan perusahaan pertambangan negara Gecamines.

Kongo adalah produsen bahan baterai kobalt terbesar di dunia, dan produsen tembaga utama. Komisi tersebut mengatakan Kongo harus mendapatkan 60% saham di Sicomines untuk Gecamines dan anak perusahaannya, 10% saham yang tidak dapat dicairkan untuk negara bagian, dan 30% untuk perusahaan China, sehingga kesepakatan usaha patungan dinilai lebih adil.

Dikatakan jumlah yang dialokasikan dalam kesepakatan sebelumnya untuk membiayai infrastruktur, sekitar USD3 miliar termasuk bunga, tidak cukup dibandingkan dengan nilai cadangan mineral yang diserahkan oleh Gecamines. "Kami memperkirakan bahwa pinjaman untuk infrastruktur akan meningkat dari USD3 miliar menjadi USD6 miliar," kata salah satu sumber.

Dalam kesepakatan awal, USD3 miliar telah dialokasikan untuk mengembangkan usaha patungan Sicomines, dan USD3 miliar lainnya untuk infrastruktur di Kongo. Dalam pembicaraan renegosiasi, kompensasi akan diajukan, kata sumber itu.

"Kami akan meminta kompensasi sekaligus sebesar USD2 miliar, antara lain karena Sicomines menjual mineral dengan setengah harga kepada perusahaan China... jauh di bawah harga pasar," kata sumber itu, menambahkan bahwa denda akan dikenakan untuk semua kerusakan yang diderita Kongo.



“Diperkirakan 90% dari ekspor pertambangan Kongo pergi ke China, tetapi kontribusinya terhadap PDB tidak melebihi 30%,” kata Jean-Pierre Okenda, direktur industri ekstraktif untuk Resource Matters, sebuah LSM yang menyerukan transparansi yang lebih besar dalam negosiasi.
(uka)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More