China Tergelincir di Forbes Global 2.000: Jumlah Perusahaan Berkurang Imbas Krisis Real Estate
Selasa, 13 Juni 2023 - 05:16 WIB
JAKARTA - China termasuk dengan Hong Kong menempatkan 346 wakil dalam peringkat Forbes Global 2.000 di 2023 atau turun tipis dari priode sebelumnya. Dalam daftar terbaru perusahaan publik top dunia, wakil China lebih sedikit dari rekor tahun lalu yakni 351 perusahaan.
Seperti halnya pada tahun 2022, China memiliki jumlah perusahaan terbesar kedua dalam daftar setelah Amerika Serikat (AS) yang mencapai 611 anggota. Krisis likuiditas di sektor real estate China menyebabkan delapan perusahaan di sektor tersebut terlempar keluar dari peringkat Global 2000 tahun ini.
Sementara itu ada 44 bisnis China yang ambil bagian dalam Forbes Global 2.000 tahun ini, setelah tidak muncul pada tahun 2022. Daftar Global 2.000 Forbes memberikan bobot yang sama untuk penjualan, aset, laba, dan nilai pasar selama 12 bulan dari perusahaan publik, dimana menggunakan data keuangan terbaru per 5 Mei 2023.
Bank-bank besar yang dikendalikan negara kembali memimpin jalan bagi China tahun ini, dimana mereka meraih tiga dari lima tempat teratas dalam daftar. Perusahaan China dengan peringkat tertinggi, Industrial and Commercial Bank of China berada di No. 3, tergelincir satu tempat dari No. 2 tahun lalu. Sebelum 2022, bank menduduki posisi puncak dalam daftar selama sembilan tahun berturut-turut.
Dalam 10 besar ada juga China Construction Bank yang dikendalikan negara naik ke peringkat ke-4 dari No. 5 tahun lalu, dan Bank Pertanian China naik ke No. 5 dari No. 8. Tiga perusahaan China lainnya berhasil masuk 20 besar, yaitu Bank of China (No. 12), Ping An Insurance (No. 16) dan PetroChina (No. 19), salah satu bisnis minyak terbesar di dunia.
Industri otomotif China –yang mengambil alih sebagai eksportir mobil top dunia awal tahun ini – menorehkan beberapa keuntungan terbesar negara itu, terutama dalam rantai pasokan kendaraan listrik (EV).
Contemporary Amperex Technology, pemasok baterai terbesar di dunia untuk mobil listrik, naik ke No. 121 dari No. 298 tahun lalu. BYD, pembuat EV terbesar di negara itu, melonjak ke No. 170 dari posisi 580.
Seperti halnya pada tahun 2022, China memiliki jumlah perusahaan terbesar kedua dalam daftar setelah Amerika Serikat (AS) yang mencapai 611 anggota. Krisis likuiditas di sektor real estate China menyebabkan delapan perusahaan di sektor tersebut terlempar keluar dari peringkat Global 2000 tahun ini.
Sementara itu ada 44 bisnis China yang ambil bagian dalam Forbes Global 2.000 tahun ini, setelah tidak muncul pada tahun 2022. Daftar Global 2.000 Forbes memberikan bobot yang sama untuk penjualan, aset, laba, dan nilai pasar selama 12 bulan dari perusahaan publik, dimana menggunakan data keuangan terbaru per 5 Mei 2023.
Bank-bank besar yang dikendalikan negara kembali memimpin jalan bagi China tahun ini, dimana mereka meraih tiga dari lima tempat teratas dalam daftar. Perusahaan China dengan peringkat tertinggi, Industrial and Commercial Bank of China berada di No. 3, tergelincir satu tempat dari No. 2 tahun lalu. Sebelum 2022, bank menduduki posisi puncak dalam daftar selama sembilan tahun berturut-turut.
Dalam 10 besar ada juga China Construction Bank yang dikendalikan negara naik ke peringkat ke-4 dari No. 5 tahun lalu, dan Bank Pertanian China naik ke No. 5 dari No. 8. Tiga perusahaan China lainnya berhasil masuk 20 besar, yaitu Bank of China (No. 12), Ping An Insurance (No. 16) dan PetroChina (No. 19), salah satu bisnis minyak terbesar di dunia.
Industri otomotif China –yang mengambil alih sebagai eksportir mobil top dunia awal tahun ini – menorehkan beberapa keuntungan terbesar negara itu, terutama dalam rantai pasokan kendaraan listrik (EV).
Contemporary Amperex Technology, pemasok baterai terbesar di dunia untuk mobil listrik, naik ke No. 121 dari No. 298 tahun lalu. BYD, pembuat EV terbesar di negara itu, melonjak ke No. 170 dari posisi 580.
tulis komentar anda