Terjepit, Sektor Pelayaran Butuh Stimulus Cepat dan Tepat
Rabu, 29 April 2020 - 13:55 WIB
JAKARTA - Industri pelayaran nasional sedang berada dalam situasi terjepit. Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, seperti halnya sektor transportasi lain, krisis akibat pandemi Covid-19 juga membutuhkan langkah dan pencegahan di sektor pelayaran.
Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 dirasakan pada semua sektor pelayaran. Misalnya, pendapatan angkutan penumpang/Roro merosot 75-100%. Kondisi yang sama terjadi pada sektor container yang turun 10-25%, curah kering, liquid tanker, tug and barges, yang juga mengalami penurunan pendapatan 25-50%.
Di bagian lain, merosotnya harga minyak dunia yang menyentuh USD17,5 per barel yang memukul industri minyak dan gas bumi juga berdampak buruk terhadap industri pelayaran yang menjadi penunjangnya.
"Kegiatan perusahaan migas mulai dari hulu sampai hilir melakukan evaluasi dan meninjau ulang kegiatan operasinya, termasuk melakukan effisiensi usaha misalnya, mengurangi produksi bahkan stop operasi. Dan ini berdampak pada pelaku usaha pelayaran supporting disektor migas, seperti penurunan sewa atau renegosiasi kontrak 30-40%, bahkan terminasi awal (early termination)," ungkapnya di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Sementara itu, sambung Carmelita, beban biaya naik signifikan akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pembiayaan leasing, asuransi dan suku cadang (spare part) kapal adalah dalam dolar. Akan tetapi pendapatan perusahaan dalam rupiah sehingga industri pelayaran mengalami kerugian valas.
"Pelayaran berada di situasi yang sangat terjepit, dan karenanya sangat membutuhkan stimulus yang tepat dan cepat dari pemerintah dan seluruh stakeholder," ucapnya.
Di sisi lain, INSA mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan sejumlah stimulus atas pandemi Covid-19, meski, tambahnya, stimulus lainnya masih sangat ditunggu realisasinya.
Sejumlah stimulus yang telah direalisasikan pemerintah adalah dispensasi perpanjangan sertifikat kapal dan sertifikat crewing yang tidak membahayakan aspek keselamatan, serta dispensasi pemberlakuan penundaan docking untuk kapal yang sedang dalam masa operasional.
"INSA sangat mengapresiasi stimulus yang telah diberikan pemerintah ini, meski begitu kami masih sangat menanti realisasi stimulus lainnya untuk industri pelayaran," pungkasnya.
Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 dirasakan pada semua sektor pelayaran. Misalnya, pendapatan angkutan penumpang/Roro merosot 75-100%. Kondisi yang sama terjadi pada sektor container yang turun 10-25%, curah kering, liquid tanker, tug and barges, yang juga mengalami penurunan pendapatan 25-50%.
Di bagian lain, merosotnya harga minyak dunia yang menyentuh USD17,5 per barel yang memukul industri minyak dan gas bumi juga berdampak buruk terhadap industri pelayaran yang menjadi penunjangnya.
"Kegiatan perusahaan migas mulai dari hulu sampai hilir melakukan evaluasi dan meninjau ulang kegiatan operasinya, termasuk melakukan effisiensi usaha misalnya, mengurangi produksi bahkan stop operasi. Dan ini berdampak pada pelaku usaha pelayaran supporting disektor migas, seperti penurunan sewa atau renegosiasi kontrak 30-40%, bahkan terminasi awal (early termination)," ungkapnya di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Sementara itu, sambung Carmelita, beban biaya naik signifikan akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pembiayaan leasing, asuransi dan suku cadang (spare part) kapal adalah dalam dolar. Akan tetapi pendapatan perusahaan dalam rupiah sehingga industri pelayaran mengalami kerugian valas.
"Pelayaran berada di situasi yang sangat terjepit, dan karenanya sangat membutuhkan stimulus yang tepat dan cepat dari pemerintah dan seluruh stakeholder," ucapnya.
Di sisi lain, INSA mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan sejumlah stimulus atas pandemi Covid-19, meski, tambahnya, stimulus lainnya masih sangat ditunggu realisasinya.
Sejumlah stimulus yang telah direalisasikan pemerintah adalah dispensasi perpanjangan sertifikat kapal dan sertifikat crewing yang tidak membahayakan aspek keselamatan, serta dispensasi pemberlakuan penundaan docking untuk kapal yang sedang dalam masa operasional.
"INSA sangat mengapresiasi stimulus yang telah diberikan pemerintah ini, meski begitu kami masih sangat menanti realisasi stimulus lainnya untuk industri pelayaran," pungkasnya.
(fai)
tulis komentar anda