Wirausaha Berperan Penting dalam Perkembangan Negara
Jum'at, 16 Juni 2023 - 20:31 WIB
Persoalan besar lainnya, lanjut Ponjto adalah ancaman kekuatan global baik oleh entitas negara (state actor) maupun nonnegara (non state actor) yang memang tidak menghendaki Indonesia menjadi negara maju.
“Sementara di dalam negeri, Indonesia masih menghadapi praktik mafia pemburu rente dalam bidang perekonomian atau perdagangan. Para pemburu rente ini dijadikan proxy oleh kekuatan global,” kata dia.
Pontjo sepakat dengan pandangan Menteri Agus terkait peran strategis dunia usaha. Menurut Pontjo dalam kolaborasi kelembagaan triple helix, dunia usaha atau industry berperan sebagai pendorong, pengembang, pengguna sekaligus memasarkan hasil riset dan inovasi teknologi.
“Dalam pengembangan sains dan teknologi, selama ini kita berada dalam jebakan negara dominan, bahwa segalanya harus oleh negara. Kondisi ini tentu menjauhkan kita dari inovasi,” kata Pontjo.
Menurut Pontjo, pengembangan sains dan teknologi tidak bisa lepas dari peran dunia usaha. Dan ini harus disadari tidak saja oleh dunia usaha tetapi juga oleh pemerintah serta masyarakat. Oleh karena itu kepentingan memajukan dunia usaha harus menjadi kepentingn bersama antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat.
Sayangnya, saat ini masih banyak pengusaha yang men-subordinasikan diri kepada kekuasaan. Artinya bisnis yang dibangun bukan hasil persaingan usaha yang sehat dan inovatif, tetapi dari privilege dan konsesi yang diberikan patron politik. “Inilah tantangan besar dunia usaha yang kita hadapi dewasa ini,” kata Pontjo.
Jumlah pengusaha di Indonesia saat ini baru sekitar 3,1% dari jumlah penduduk. Jumlah ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Singapura 8,76%, Malaysia 4,74% dan Thailand 4,26%.
Dari jumlah yang ada pun kata Pontjo, belum semua pengusaha ikut berperan dalam mengembangkan inovasi teknologi yang sangat diperlukan dalam mendorong kemandirian ekonomi.
“Sementara di dalam negeri, Indonesia masih menghadapi praktik mafia pemburu rente dalam bidang perekonomian atau perdagangan. Para pemburu rente ini dijadikan proxy oleh kekuatan global,” kata dia.
Pontjo sepakat dengan pandangan Menteri Agus terkait peran strategis dunia usaha. Menurut Pontjo dalam kolaborasi kelembagaan triple helix, dunia usaha atau industry berperan sebagai pendorong, pengembang, pengguna sekaligus memasarkan hasil riset dan inovasi teknologi.
“Dalam pengembangan sains dan teknologi, selama ini kita berada dalam jebakan negara dominan, bahwa segalanya harus oleh negara. Kondisi ini tentu menjauhkan kita dari inovasi,” kata Pontjo.
Menurut Pontjo, pengembangan sains dan teknologi tidak bisa lepas dari peran dunia usaha. Dan ini harus disadari tidak saja oleh dunia usaha tetapi juga oleh pemerintah serta masyarakat. Oleh karena itu kepentingan memajukan dunia usaha harus menjadi kepentingn bersama antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat.
Sayangnya, saat ini masih banyak pengusaha yang men-subordinasikan diri kepada kekuasaan. Artinya bisnis yang dibangun bukan hasil persaingan usaha yang sehat dan inovatif, tetapi dari privilege dan konsesi yang diberikan patron politik. “Inilah tantangan besar dunia usaha yang kita hadapi dewasa ini,” kata Pontjo.
Jumlah pengusaha di Indonesia saat ini baru sekitar 3,1% dari jumlah penduduk. Jumlah ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Singapura 8,76%, Malaysia 4,74% dan Thailand 4,26%.
Baca Juga
Dari jumlah yang ada pun kata Pontjo, belum semua pengusaha ikut berperan dalam mengembangkan inovasi teknologi yang sangat diperlukan dalam mendorong kemandirian ekonomi.
(uka)
tulis komentar anda