Kita Akan Jadi Pemain Penting di Industri Mobil Listrik
Sabtu, 25 Juli 2020 - 20:49 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pentingnya hilirisasi dilakukan oleh Indonesia. Pasalnya, selama ini Indonesia dikenal hanya sebagai pengekspor raw material (bahan mentah) saja.
Luhut pun mencontohkan, selama hampir 55 tahun beroperasi, Freeport hanya menggali dan mengekspor hasil galian bersama tanahnya. Lalu dia pun langsung menyampaikan ke Presiden Joko Widodo untuk membuat produk turunan dari hasil tambang, salah satunya nikel.
"Nikel ini dulu kita hanya ekspor kira kira nilainya USD612 juta setahun, tapi sekarang kita sudah ekspor USD6,24 miliar setelah menjadi stainless steel slab," ujar Luhut dalam Webinar "Investasi di Tengah Pandemi", Sabtu (25/7/2020). ( Baca juga:Ehem, Ada Bos Otomotif Mau Video Call-an dengan Menko Luhut )
Tidak hanya menjadi stainless steel slab, nikel juga bisa menghasilkan lithium battery(baterai lithium) pada produk turunannya. Sebagai ilustrasi, hilirisasi nikel dari bijih nikel sampai di ujungnya baterai sampai stainless steel bisa dibuat di dalam negeri.
"Baterai ini karena kita miliki cadangan terbesar dan terbaik kualitasnya nikel ore. Kita akan menjadi pemain utama dalam lithium battery ini," kata dia.
Luhut menyebut, pada tahun 2030 nanti, di Eropa sudah tidak diperbolehkan lagi mobil dengan energi fosil (bahan bakar minyak) dan harus menggunakan mobil listrik. Karena waktu yang cukup lama ini, dia optimistis Indonesia bisa merajai pembuatan lithium battery.
"Nah kita pun secara bertahap pakai electric car, akibatnya apa? Kita akan mengurangi energi fosil. Kita akan mengurangi impor crude oil," ucapnya.
Jika ucapan Luhut menjadi kenyataan, maka Indonesia akan menjadi salah satu pemain penting dalam industri mobil listrik.
Luhut pun mencontohkan, selama hampir 55 tahun beroperasi, Freeport hanya menggali dan mengekspor hasil galian bersama tanahnya. Lalu dia pun langsung menyampaikan ke Presiden Joko Widodo untuk membuat produk turunan dari hasil tambang, salah satunya nikel.
"Nikel ini dulu kita hanya ekspor kira kira nilainya USD612 juta setahun, tapi sekarang kita sudah ekspor USD6,24 miliar setelah menjadi stainless steel slab," ujar Luhut dalam Webinar "Investasi di Tengah Pandemi", Sabtu (25/7/2020). ( Baca juga:Ehem, Ada Bos Otomotif Mau Video Call-an dengan Menko Luhut )
Tidak hanya menjadi stainless steel slab, nikel juga bisa menghasilkan lithium battery(baterai lithium) pada produk turunannya. Sebagai ilustrasi, hilirisasi nikel dari bijih nikel sampai di ujungnya baterai sampai stainless steel bisa dibuat di dalam negeri.
"Baterai ini karena kita miliki cadangan terbesar dan terbaik kualitasnya nikel ore. Kita akan menjadi pemain utama dalam lithium battery ini," kata dia.
Luhut menyebut, pada tahun 2030 nanti, di Eropa sudah tidak diperbolehkan lagi mobil dengan energi fosil (bahan bakar minyak) dan harus menggunakan mobil listrik. Karena waktu yang cukup lama ini, dia optimistis Indonesia bisa merajai pembuatan lithium battery.
"Nah kita pun secara bertahap pakai electric car, akibatnya apa? Kita akan mengurangi energi fosil. Kita akan mengurangi impor crude oil," ucapnya.
Jika ucapan Luhut menjadi kenyataan, maka Indonesia akan menjadi salah satu pemain penting dalam industri mobil listrik.
(uka)
tulis komentar anda