Chatib Basri Sebut Indonesia Tidak Punya Cukup Uang untuk Bisa Terapkan Lockdown
Selasa, 28 Juli 2020 - 15:28 WIB
JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan ada beberapa alasan Indonesia sulit menerapkan kebijakan lockdown atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurutnya, jaminan sosial negara belum cukup untuk mengakomodasi kebutuhan seluruh masyarakat.
(Baca Juga: Mantan Menkeu Sebut, Ada Tiga Bisnis yang Terancam Tutup )
"Apabila meminta orang tinggal di rumah, kita harus bayar mereka. Maka itu yang menjelaskan kenapa India, Meksiko, Indonesia sulit melakukan PSBB atau lockdown. Sebab jaminan sosial kita tak cukup,” ujar dia dalam telekonfrensi, Selasa (28/7/2020).
Dia menjelaskan, kondisi Indonesia berbeda dengan Swedia yang pemerintahnya mampu mencukupi jaminan sosial bagi semua penduduk negara itu sebelum memutuskan lockdown. "Kita juga memandang kebijakan lockdown menimbulkan bias, khususnya bagi kelompok menengah atas," ungkap dia.
(Baca Juga: Chatib Basri: Tunda Dulu deh Infrastruktur, Duitnya buat Orang Miskin Saja )
Kemudian, lanjut dia, masyarakat yang bisa tinggal di rumah tanpa beraktivitas di luar ruangan adalah mereka yang memiliki tabungan. Sementara masyakarat yang berada di level ekonomi bawah tidak memiliki pilihan lain kecuali bekerja.
"Jadi hal ini tercermin dari pemulihan sektor ekonomi yang lebih dulu bergeliat, yaitu pasar-pasar tradisional. Meskipun protokol kesehatan sulit diterapkan sehingga memungkinkan munculnya klaster-klaster Covid-19 yang baru," tandas dia.
(Baca Juga: Mantan Menkeu Sebut, Ada Tiga Bisnis yang Terancam Tutup )
"Apabila meminta orang tinggal di rumah, kita harus bayar mereka. Maka itu yang menjelaskan kenapa India, Meksiko, Indonesia sulit melakukan PSBB atau lockdown. Sebab jaminan sosial kita tak cukup,” ujar dia dalam telekonfrensi, Selasa (28/7/2020).
Dia menjelaskan, kondisi Indonesia berbeda dengan Swedia yang pemerintahnya mampu mencukupi jaminan sosial bagi semua penduduk negara itu sebelum memutuskan lockdown. "Kita juga memandang kebijakan lockdown menimbulkan bias, khususnya bagi kelompok menengah atas," ungkap dia.
(Baca Juga: Chatib Basri: Tunda Dulu deh Infrastruktur, Duitnya buat Orang Miskin Saja )
Kemudian, lanjut dia, masyarakat yang bisa tinggal di rumah tanpa beraktivitas di luar ruangan adalah mereka yang memiliki tabungan. Sementara masyakarat yang berada di level ekonomi bawah tidak memiliki pilihan lain kecuali bekerja.
"Jadi hal ini tercermin dari pemulihan sektor ekonomi yang lebih dulu bergeliat, yaitu pasar-pasar tradisional. Meskipun protokol kesehatan sulit diterapkan sehingga memungkinkan munculnya klaster-klaster Covid-19 yang baru," tandas dia.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda