Hilirisasi Tak Hanya Berhenti di Mineral, Jokowi: Tapi Juga Perkebunan dan Kelautan
Senin, 31 Juli 2023 - 21:06 WIB
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi di depan pengusaha membeberkan, besarnya potensiproduk hilirisasi di sektor perkebunan dan kelautan. Sebab sebagai negara maritim yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, dan sebagai negara agraris Indonesia punya potensi besar membangun industri hilir di kedua sektor tersebut.
Menurutnya program hilirsasi terbukti memberikan nilai tambah yang lebih besar secara agregat ekonomi. Seperti pembukaan lapangan kerja baru maupun peningkatan pendapatan dari sisi kas negara baik lewat pajak maupun retrbusi. Paling tidak menurut Presiden tidak menjual bahan mentah, tapi diolah terlebih dahulu menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.
"Tidak hanya berhenti di mineral tapi juga perkebunan dan kelautan yang berdasarkan hitungan kami akan mengangkat UMKM, petani, nelayan. Kalau mereka diberikan akses, akan menghasilkan produk-produk yang bernilai tambah melalui rumah produksi bersama," ujar Presiden dalam acara pengukuhan DPN Apindo 2023-2028, Senin (31/7/2023).
Presiden Jokowi memberikan contoh misalnya buah Kelapa. Indonesia dalam setahun memproduksi 16,8 juta ton buah kelapa, tapi mayoritas para petani masih menjualnya dalam bentuk kelapa utuh. Bahkan masih sedikit yang bisa memproduksinya menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa.
"Kalau ini (kelapa) dijadikan ada hilirisasinya, misalnya menjadi nata de coco bisa 3,6 kali nilai tambahnya, kepala parut bisa 6 kali, arang batoknya digarap bisa 4,5 kali dan VCK bisa 11 kali nilai tambahnya, Apindo harus mulai pikir ke sana untuk semua produk yang masih dikirim mentahan," sambungnya.
Di sektor kelautan, Presiden Jokowi memberikan contoh produksi rumput laut. Sebagai negara yang punya garis pantai terpanjang, Indonesia menjadi negara terbesar kedua penghasil rumput laut. Tapi saat ini masih belum digarap optimal produk-produk hilirnya alias masih banyak yang diperdagangkan dalam bentuk produk mentah.
"Kita untuk jadi nomor 1 juga tidak sulit, rumput laut mudah sekali mengembangkannya. Menanam rumput laut, gampang sekali," kata Presiden.
"Produksi (rumput laut) pertahun 10,2 juta ton. Masih diekspor dalam bentuk mentah, ke Filipina paling banyak. Coba buat tepung agar bisa tambah 3,8 kali. Minuman olahan 3 kali dan yang terakhir saya liat kemarin di hannover messe rumput laut sudah bisa jadi energi hijau," pungkasnya.
Baca Juga
Menurutnya program hilirsasi terbukti memberikan nilai tambah yang lebih besar secara agregat ekonomi. Seperti pembukaan lapangan kerja baru maupun peningkatan pendapatan dari sisi kas negara baik lewat pajak maupun retrbusi. Paling tidak menurut Presiden tidak menjual bahan mentah, tapi diolah terlebih dahulu menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.
"Tidak hanya berhenti di mineral tapi juga perkebunan dan kelautan yang berdasarkan hitungan kami akan mengangkat UMKM, petani, nelayan. Kalau mereka diberikan akses, akan menghasilkan produk-produk yang bernilai tambah melalui rumah produksi bersama," ujar Presiden dalam acara pengukuhan DPN Apindo 2023-2028, Senin (31/7/2023).
Baca Juga
Presiden Jokowi memberikan contoh misalnya buah Kelapa. Indonesia dalam setahun memproduksi 16,8 juta ton buah kelapa, tapi mayoritas para petani masih menjualnya dalam bentuk kelapa utuh. Bahkan masih sedikit yang bisa memproduksinya menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa.
"Kalau ini (kelapa) dijadikan ada hilirisasinya, misalnya menjadi nata de coco bisa 3,6 kali nilai tambahnya, kepala parut bisa 6 kali, arang batoknya digarap bisa 4,5 kali dan VCK bisa 11 kali nilai tambahnya, Apindo harus mulai pikir ke sana untuk semua produk yang masih dikirim mentahan," sambungnya.
Di sektor kelautan, Presiden Jokowi memberikan contoh produksi rumput laut. Sebagai negara yang punya garis pantai terpanjang, Indonesia menjadi negara terbesar kedua penghasil rumput laut. Tapi saat ini masih belum digarap optimal produk-produk hilirnya alias masih banyak yang diperdagangkan dalam bentuk produk mentah.
"Kita untuk jadi nomor 1 juga tidak sulit, rumput laut mudah sekali mengembangkannya. Menanam rumput laut, gampang sekali," kata Presiden.
"Produksi (rumput laut) pertahun 10,2 juta ton. Masih diekspor dalam bentuk mentah, ke Filipina paling banyak. Coba buat tepung agar bisa tambah 3,8 kali. Minuman olahan 3 kali dan yang terakhir saya liat kemarin di hannover messe rumput laut sudah bisa jadi energi hijau," pungkasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda