Kulit Lapis Kedua di Dinding Jadikan Rumah Lebih Nyaman
Rabu, 29 Juli 2020 - 12:55 WIB
JAKARTA - Mungkin istilah secondary skin belum terlalu akrab terdengar di telinga Anda. Kata ini biasa dipakai untuk kulit lapis kedua di permukaan dinding. Kehadirannya tidak hanya berfungsi untuk membuat rumah menjadi sejuk, tetapi juga bisa mempercantik tampilan rumah Anda.
Ketika Anda merencanakan membangun rumah tentunya memperhatikan kondisi iklim lingkungannya, karena bisa memberikan rasa nyaman yang lebih maksimal. Terlebih lagi untuk kondisi rumah di daerah tropis seperti Indonesia, masalah kenyamanan iklimnya sangat memengaruhi kondisi sang pemilik rumah. (Baca: Mantan Menkeu Sebut Ada Tiga Bisnis yang terancam Tutup)
Apalagi bila rumah Anda menghadap ke barat, sinar matahari sore biasanya langsung memantulkan hawa panas ke dalam rumah Anda. Akibatnya, Anda tidak merasa nyaman untuk berlama-lama di dalam rumah. Umumnya untuk mengatasi masalah ini solusi yang paling cepat dan menggunakan penyejuk ruangan atau AC.
"Untuk mengatasi permasalahan udara panas, biasanya bisa dengan beberapa cara, mulai dari membuat banyak bukaan dan jendela lebar, void, plafon tinggi, ventilasi atau kolam," ungkap aritek Haris Prabawa.
Haris menambahkan, selain membuat bukaan seperti jendela, void, dan plafon, secondary skin juga bisa memberikan kenyamanan yang sama. Lapis kedua dari sebuah bangunan ini berfungsi sebagai elemen estetis, misalnya untuk menutup bidang dinding yang tidak terawat.
"Sebaiknya tempel secondary skin pada seluruh dinding depan atau samping rumah dalam jarak yang pendek, idealnya 10cm," tambah Haris. (Baca: Tengku Zulkarnain Blak-blakan Tolak Tawaran Jabatan dari Rezim)
Secondary skin bisa dibilang hampir sama seperti wallpaper yang memiliki ragam motif yang bervariasi. Kulit lapis ini ada yang dibuat dari material kayu, kaca, dan tembok yang dibuat dengan beragam corak.
"Penempatannya biasanya tergantung peruntukkan. Untuk meredam sinar matahari, tempatkan secondary skin pada bukaan berupa jendela, lubang angin, pintu menuju balkon, teras rumah, atau jalan," lanjutnya.
Menurutnya, secondary skin pada bangunan bisa berupa tirai yang dipasang di depan jendala, kisi-kisi pada fasad, dan menanam tanaman. Penanaman tanaman bisa diletakkan di depan rumah atau dirambatkan pada dinding. (Lihat videonya: Mengaku Bisa Gandakan Uang Triliunan, Seorang Dukun di Malang Diciduk Polisi)
Walau disebutkan tanaman adalah pilihan yang paling tepat, bukan berarti semua tanaman bisa digunakan. Pilihlah tanaman yang daunnya cukup lebat dengan tinggi sejajar dengan jendela, sekitar 90 cm dan 180 cm. Kalau di lantai atas juga ada jendela, Anda bisa mengombinasikan 2 jenis tanaman yang rendah dan tanaman yang sangat tinggi.
Dengan tanaman yang tingginya kurang dari 90 cm misalnya semak-semak angin tidak bisa terblokir. Sedangkan pohon yang daunnya jarang-jarang juga tidak berfungsi optimal, karena sela-sela antara daun tidak bisa meloloskan angin. (Aprilia S Andyna)
Ketika Anda merencanakan membangun rumah tentunya memperhatikan kondisi iklim lingkungannya, karena bisa memberikan rasa nyaman yang lebih maksimal. Terlebih lagi untuk kondisi rumah di daerah tropis seperti Indonesia, masalah kenyamanan iklimnya sangat memengaruhi kondisi sang pemilik rumah. (Baca: Mantan Menkeu Sebut Ada Tiga Bisnis yang terancam Tutup)
Apalagi bila rumah Anda menghadap ke barat, sinar matahari sore biasanya langsung memantulkan hawa panas ke dalam rumah Anda. Akibatnya, Anda tidak merasa nyaman untuk berlama-lama di dalam rumah. Umumnya untuk mengatasi masalah ini solusi yang paling cepat dan menggunakan penyejuk ruangan atau AC.
"Untuk mengatasi permasalahan udara panas, biasanya bisa dengan beberapa cara, mulai dari membuat banyak bukaan dan jendela lebar, void, plafon tinggi, ventilasi atau kolam," ungkap aritek Haris Prabawa.
Haris menambahkan, selain membuat bukaan seperti jendela, void, dan plafon, secondary skin juga bisa memberikan kenyamanan yang sama. Lapis kedua dari sebuah bangunan ini berfungsi sebagai elemen estetis, misalnya untuk menutup bidang dinding yang tidak terawat.
"Sebaiknya tempel secondary skin pada seluruh dinding depan atau samping rumah dalam jarak yang pendek, idealnya 10cm," tambah Haris. (Baca: Tengku Zulkarnain Blak-blakan Tolak Tawaran Jabatan dari Rezim)
Secondary skin bisa dibilang hampir sama seperti wallpaper yang memiliki ragam motif yang bervariasi. Kulit lapis ini ada yang dibuat dari material kayu, kaca, dan tembok yang dibuat dengan beragam corak.
"Penempatannya biasanya tergantung peruntukkan. Untuk meredam sinar matahari, tempatkan secondary skin pada bukaan berupa jendela, lubang angin, pintu menuju balkon, teras rumah, atau jalan," lanjutnya.
Menurutnya, secondary skin pada bangunan bisa berupa tirai yang dipasang di depan jendala, kisi-kisi pada fasad, dan menanam tanaman. Penanaman tanaman bisa diletakkan di depan rumah atau dirambatkan pada dinding. (Lihat videonya: Mengaku Bisa Gandakan Uang Triliunan, Seorang Dukun di Malang Diciduk Polisi)
Walau disebutkan tanaman adalah pilihan yang paling tepat, bukan berarti semua tanaman bisa digunakan. Pilihlah tanaman yang daunnya cukup lebat dengan tinggi sejajar dengan jendela, sekitar 90 cm dan 180 cm. Kalau di lantai atas juga ada jendela, Anda bisa mengombinasikan 2 jenis tanaman yang rendah dan tanaman yang sangat tinggi.
Dengan tanaman yang tingginya kurang dari 90 cm misalnya semak-semak angin tidak bisa terblokir. Sedangkan pohon yang daunnya jarang-jarang juga tidak berfungsi optimal, karena sela-sela antara daun tidak bisa meloloskan angin. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
tulis komentar anda