Krisis Pangan Mencemaskan: Usai Beras, India Akan Batasi Ekspor Gula
Senin, 07 Agustus 2023 - 19:14 WIB
Menteri Pangan India Sanjeev Chopra mengkritik penilaian ISMA mengenai produksi gula yang lebih rendah, dengan mengatakan bahwa hal ini sangat prematur dan telah menciptakan kepanikan akan kekurangan di negara ini, demikian dilaporkan Press Trust of India.
India telah membatasi ekspor gula sebelumnya. Untuk musim 2022-2023, pengiriman dibatasi hingga 6,1 juta ton, turun dari 11 juta ton pada tahun sebelumnya. Musim depan, para analis termasuk Akamine dan Lima memperkirakan hanya 2 juta hingga 3 juta ton yang akan diizinkan atau tidak ada sama sekali, yang berisiko menimbulkan lonjakan lebih lanjut pada harga global.
Harga gula berjangka naik sekitar 20% tahun ini, bahkan meskipun harga telah turun dari puncaknya di bulan April yaitu 26,83 sen per pon, level tertinggi sejak 2011. Pasar khawatir El Nino akan membawa kondisi yang lebih panas dan lebih kering di Asia Selatan dan Asia Tenggara, sehingga mengganggu produksi. Thailand juga mungkin akan mengalami penurunan produksi.
Hal ini, dikombinasikan dengan produksi yang lebih rendah di wilayah-wilayah lain seperti Afrika Selatan dan Amerika Tengah, dapat memicu reli lainnya. Akamine melihat harga diperdagangkan antara 25 sen dan 27,5 sen per pon pada musim berikutnya. Harga berada di 23,69 sen pada hari Jumat. Panen raya Brasil menahan kenaikan harga.
Pemerintah India sepertinya belum akan mengambil keputusan mengenai kuota ekspor gula untuk tahun 2023-2024. Panen baru akan dimulai pada bulan Oktober dan ISMA mengatakan bahwa peningkatan curah hujan baru-baru ini akan menguntungkan panen.
"Para pejabat akan menunggu sampai mereka memiliki visibilitas penuh atas produksi," kata Carlos Mera, seorang analis komoditas senior di Rabobank.
India telah membatasi ekspor gula sebelumnya. Untuk musim 2022-2023, pengiriman dibatasi hingga 6,1 juta ton, turun dari 11 juta ton pada tahun sebelumnya. Musim depan, para analis termasuk Akamine dan Lima memperkirakan hanya 2 juta hingga 3 juta ton yang akan diizinkan atau tidak ada sama sekali, yang berisiko menimbulkan lonjakan lebih lanjut pada harga global.
Harga gula berjangka naik sekitar 20% tahun ini, bahkan meskipun harga telah turun dari puncaknya di bulan April yaitu 26,83 sen per pon, level tertinggi sejak 2011. Pasar khawatir El Nino akan membawa kondisi yang lebih panas dan lebih kering di Asia Selatan dan Asia Tenggara, sehingga mengganggu produksi. Thailand juga mungkin akan mengalami penurunan produksi.
Hal ini, dikombinasikan dengan produksi yang lebih rendah di wilayah-wilayah lain seperti Afrika Selatan dan Amerika Tengah, dapat memicu reli lainnya. Akamine melihat harga diperdagangkan antara 25 sen dan 27,5 sen per pon pada musim berikutnya. Harga berada di 23,69 sen pada hari Jumat. Panen raya Brasil menahan kenaikan harga.
Pemerintah India sepertinya belum akan mengambil keputusan mengenai kuota ekspor gula untuk tahun 2023-2024. Panen baru akan dimulai pada bulan Oktober dan ISMA mengatakan bahwa peningkatan curah hujan baru-baru ini akan menguntungkan panen.
"Para pejabat akan menunggu sampai mereka memiliki visibilitas penuh atas produksi," kata Carlos Mera, seorang analis komoditas senior di Rabobank.
(nng)
tulis komentar anda