Garuda Indonesia Masih Layani Rute Internasional Belanda, Korsel dan Australia
Rabu, 29 April 2020 - 20:11 WIB
JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih akan tetap melayani penerbangan internasional karena tidak melanggar aturan pembatasan penerbangan dalam negeri. Sebelumnya pemerintah telah resmi melarang mudik lebaran tahun ini yang diikuti adanya Permenhub Nomor 25 tahun 2020 tentang pengendalian transportasi selama masa mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka pencegahan COVID-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, tetap melayani penerbangan Eropa, Australia dan Korea Selatan. "Kita sebenarnya terus terbang ke seluruh rute yang kita komit, seperti ke Amsterdam, Korea, sampai Australia sampai hari ini kita masih terbang. Namun demikian secara dinamis kita monitor frekuensi dan rutenya,” kata Irfan saat rapat secara virtual bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, akan melakukan rekonstruksi sistem sewa pesawat. Pihaknya melakukan negosiasi kepada pemilik pesawat untuk menurunkan harga sewa sejumlah pesawat yang digunakan Garuda.
Pasalnya harga sewa pesawat Garuda terlalu tinggi, seperti pesawat yang digunakan untuk penerbangan ke Amsterdam yang tiap bulannya harus membayar USD1,6 juta.
"Kita sedang melakukan negosiasi sewa pesawat ini sudah dilakukan sejak lama. Namun persetujuan ini tawaran negosiasi akhirnya membuahkan hasil. Sebab saat ini harga pasar untuk penyewaan pesawat hanya USD800 ribu per bulan. Hari ini kami punya kesempatan bagus untuk negosiasi, ini karena harga pasar hanya USD800 ribu per bulan," pungkasnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, tetap melayani penerbangan Eropa, Australia dan Korea Selatan. "Kita sebenarnya terus terbang ke seluruh rute yang kita komit, seperti ke Amsterdam, Korea, sampai Australia sampai hari ini kita masih terbang. Namun demikian secara dinamis kita monitor frekuensi dan rutenya,” kata Irfan saat rapat secara virtual bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, akan melakukan rekonstruksi sistem sewa pesawat. Pihaknya melakukan negosiasi kepada pemilik pesawat untuk menurunkan harga sewa sejumlah pesawat yang digunakan Garuda.
Pasalnya harga sewa pesawat Garuda terlalu tinggi, seperti pesawat yang digunakan untuk penerbangan ke Amsterdam yang tiap bulannya harus membayar USD1,6 juta.
"Kita sedang melakukan negosiasi sewa pesawat ini sudah dilakukan sejak lama. Namun persetujuan ini tawaran negosiasi akhirnya membuahkan hasil. Sebab saat ini harga pasar untuk penyewaan pesawat hanya USD800 ribu per bulan. Hari ini kami punya kesempatan bagus untuk negosiasi, ini karena harga pasar hanya USD800 ribu per bulan," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda