Gapmmi Beberkan Peluang dan Tantangan Industri Mamin di Semester II 2023
Kamis, 31 Agustus 2023 - 18:14 WIB
JAKARTA - Industri makanan dan minuman ( mamin ) di semester I-2023 agak terhambat oleh masyarakat kelas menengah yang menahan konsumsi karena mereka lebih mendahulukan spending untuk perjalanan dibandingkan membeli makanan yang bersifat sekunder.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia ( Gapmmi ) Adhi S. Lukman mengatakan, situasi itu membuat sedikit melemahkan konsumsi untuk pangan olahan.
"Kita lihat biaya perjalanan cukup tinggi, sehingga mereka harus mengeluarkan lebih untuk perjalanan, di samping itu ada juga yang mencadangkan untuk masuk sekolah di bulan Juni-Juli sehingga jadi ada pengurangan makanan sekunder," jelas Adhi dalam program Capital Market Month IDX Channel, Kamis (31/8/2023).
Gapmmi melihat, di akhir Juli ritme pasar sudah mulai meningkat lagi dan di kuartal III dan IV 2023 optimistis bisa mengejar ketertinggalan. Dari sisi investasi, lanjut Adhi, masih cukup menarik dan bagus, jadi tidak perlu khawatir, paling tidak bisa mencapai target tahun lalu.
Kemudian dari sisi siklus, dari perayaan Lebaran kemarin justru tidak sesuai harapan dari Gappmi. Pada kuartal I-2023 industri mamin tumbuh 5,3% sementara di kuartal II hanya tumbuh 4,6%.
"Harusnya di kuartal II itu lebih tinggi karena puncak Lebaran dan sebagainya, tapi ternyata itu ada pergeseran, karena ada pengeluaran non-konsumen," kata Adhi.
Untuk peluang ke depan, dari akhir Juli Gapmmi melihat adanya peningkatan dan diharapkan terus tumbuh. "Saya juga optimistis harusnya bisa lebih tinggi dari tahun lalu di 4,9%, paling tidak di 5%-6% harusnya masih bisa tercapai," ujarnya.
Apalagi menjelang Pemilu, Adhi melihat peningkatan konsumsi akan mulai naik sejak November 2023 setelah kepastian siapakah yang akan menjadi calon presiden 2024.
"Mudah-mudahan ini juga ikut mendorong konsumsi karena sangat dibutuhkan setiap kegiatan dan setiap event, dan ini diharapkan seperti yang lalu bisa mendorong konsumsi pangan olahan," jelas Adhi.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia ( Gapmmi ) Adhi S. Lukman mengatakan, situasi itu membuat sedikit melemahkan konsumsi untuk pangan olahan.
"Kita lihat biaya perjalanan cukup tinggi, sehingga mereka harus mengeluarkan lebih untuk perjalanan, di samping itu ada juga yang mencadangkan untuk masuk sekolah di bulan Juni-Juli sehingga jadi ada pengurangan makanan sekunder," jelas Adhi dalam program Capital Market Month IDX Channel, Kamis (31/8/2023).
Gapmmi melihat, di akhir Juli ritme pasar sudah mulai meningkat lagi dan di kuartal III dan IV 2023 optimistis bisa mengejar ketertinggalan. Dari sisi investasi, lanjut Adhi, masih cukup menarik dan bagus, jadi tidak perlu khawatir, paling tidak bisa mencapai target tahun lalu.
Kemudian dari sisi siklus, dari perayaan Lebaran kemarin justru tidak sesuai harapan dari Gappmi. Pada kuartal I-2023 industri mamin tumbuh 5,3% sementara di kuartal II hanya tumbuh 4,6%.
"Harusnya di kuartal II itu lebih tinggi karena puncak Lebaran dan sebagainya, tapi ternyata itu ada pergeseran, karena ada pengeluaran non-konsumen," kata Adhi.
Untuk peluang ke depan, dari akhir Juli Gapmmi melihat adanya peningkatan dan diharapkan terus tumbuh. "Saya juga optimistis harusnya bisa lebih tinggi dari tahun lalu di 4,9%, paling tidak di 5%-6% harusnya masih bisa tercapai," ujarnya.
Apalagi menjelang Pemilu, Adhi melihat peningkatan konsumsi akan mulai naik sejak November 2023 setelah kepastian siapakah yang akan menjadi calon presiden 2024.
"Mudah-mudahan ini juga ikut mendorong konsumsi karena sangat dibutuhkan setiap kegiatan dan setiap event, dan ini diharapkan seperti yang lalu bisa mendorong konsumsi pangan olahan," jelas Adhi.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda