Praktik GRC Bagi Korporasi Kian Signifikan Pascapandemi

Jum'at, 01 September 2023 - 09:09 WIB
Praktik Governance Risk and Compliance (GRC) kian dibutuhkan bagi korporasi untuk menggenjot kinerja pasca era pandemi. Foto/Dok
JAKARTA - Praktik Governance Risk and Compliance (GRC) kian dibutuhkan bagi korporasi untuk menggenjot kinerja pasca era pandemi. Khususnya dalam mengimplementasikan GRC yang sesuai tata nilai dan manajemen risiko yang berlaku Internasional.

Hal ini yang kembali didorong dalam acara penganugerahan bergengsi GRC & Performance Exellence Award 2023 kepada 31 perusahaan. Peserta tersebut terdiri dari 22 kategori BUMN, 4 kategori BUMD dan 5 perusahaan swasta.



Dekan Fakultas Komunikasi dan Diplomasi & Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FKD & FEB) Universitas Pertamina, Dewi Hanggraeni, selaku Chairperson Board of Jury GRC & Performance Excellence Award 2023, menyebutkan untuk manfaat GRC sudah tidak diragukan lagi bagi perusahaan-perusahaan. Terutama dalam mengoptimalkan nilai perusahaan.

Dia menjelaskan, dalam menghadapi tantangan Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA), perusahaan perlu melakukan refocusing dalam menerapkan manajemen risiko yang disertai pengoptimalan tata kelola perusahaan (Corporate Governance), dan kepatuhan (Compliance) yang terintegrasi.



Dewi menyebut ke depan semakin banyak tantangan GRC. Karena dalam waktu dekat akan menghadapi Pilpres dan Pilkada yang serentak. Tentunya, ke depan berbagai potensi risiko akibat ketidakpastian harus dimitigasi.

“Dengan mulai membaiknya kondisi ekonomi, enhancing of implementation of GRC merupakan suatu keniscayaan. Dimana ke depan, tuntutan kinerja Perusahaan yang lebih baik, value dari model bisnis mengalami perubahan. Termasuk fase perubahan yang sangat cepat, Tata kelola dan regulasi yang dinamis," ujar Dewi dalam keterangan resminya di Jakarta.



Selain itu, dia juga menyoroti sektor non keuangan yang belum seluruhnya secara optimal menerapkan GRC. Bahkan proses dokumentasi atas monitoring masih ada yang belum konsisten, dan sistem seluruhnya belum terintegrasi. "Ditambah lagi proses manajemen risiko termasuk monitoring masih ada yang bersifat silo,” ujar Dewi.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More