Mengenal Hilirisasi, Program yang Diusung Jokowi untuk Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Selasa, 12 September 2023 - 11:07 WIB
Dilansir dari laman Kemenperin, multiplier effect atau dampak berganda dari aktivitas hilirisasi industri yang telah terbukti nyata. Di antaranya meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk di tanah air, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja.
Untuk menyukseskan program hilirisasi yang diusung, pada tahun 2023 Kemenperin fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, berbasis bahan tambang dan mineral, serta berbasis migas dan batu bara.
Industri berbasis agro yang tengah ditekankan oleh Kemenperin ini adalah peningkatan nilai tambah pada komoditas kelapa sawit menjadi oleofood complex(pangan dan nutrisi), oleochemical and biomaterial complex(bahan kimia dan pembersih), dan bahan bakar nabati berbasis sawit (seperti biodiesel, green diesel, greenfuel, dan biomass).
Dalam laman Sekretariat Kabinet RI, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa "bila kemudian hilirisasi ini berhasil untuk semua mineral, perkebunan, pertanian, perikanan, semuanya bisa di hilirisasi. Kalau hitung-hitungannya World Bank, McKinsey, IMF, OECD, itu di 2040 sampai 2045, saya yakin ini bisa agak maju."
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa hilirisasi telah menciptakan sejumlah dampak positif bagi perekonomian Indonesia, di antaranya membuka kesempatan kerja secara signifikan.
Itu dibuktikan dengan peningkatan tenaga kerja di pengolahan nikel di Sulawesi Tengah. Serta dibeberkan juga pendapatan negara setelah hilirisasi.
Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa program hilirisasi ini tidak berhenti hanya pada industri mineral saja, tetapi juga pada sektor lainnya, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Untuk menyukseskan program hilirisasi yang diusung, pada tahun 2023 Kemenperin fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, berbasis bahan tambang dan mineral, serta berbasis migas dan batu bara.
Industri berbasis agro yang tengah ditekankan oleh Kemenperin ini adalah peningkatan nilai tambah pada komoditas kelapa sawit menjadi oleofood complex(pangan dan nutrisi), oleochemical and biomaterial complex(bahan kimia dan pembersih), dan bahan bakar nabati berbasis sawit (seperti biodiesel, green diesel, greenfuel, dan biomass).
Dalam laman Sekretariat Kabinet RI, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa "bila kemudian hilirisasi ini berhasil untuk semua mineral, perkebunan, pertanian, perikanan, semuanya bisa di hilirisasi. Kalau hitung-hitungannya World Bank, McKinsey, IMF, OECD, itu di 2040 sampai 2045, saya yakin ini bisa agak maju."
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa hilirisasi telah menciptakan sejumlah dampak positif bagi perekonomian Indonesia, di antaranya membuka kesempatan kerja secara signifikan.
Itu dibuktikan dengan peningkatan tenaga kerja di pengolahan nikel di Sulawesi Tengah. Serta dibeberkan juga pendapatan negara setelah hilirisasi.
Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa program hilirisasi ini tidak berhenti hanya pada industri mineral saja, tetapi juga pada sektor lainnya, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara nasional.
(okt)
tulis komentar anda