Quantum Leap Pelindo Pascamerger, Siap Songsong Indonesia Emas

Rabu, 20 September 2023 - 20:04 WIB


Terminal ini juga akan dilengkapi dengan akses jalan khusus New Priok Eastern Access (NPEA), jalan terusan dari Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) yang saat ini telah beroperasi secara penuh sepanjang 34 kilometer. Akses ini bersama-sama dengan akses eksisting akan membantu kelancaran arus barang keluar masuk Terminal New Priok ketika nantinya beroperasi penuh.

Selama ini, truk-truk kontainer melewati Jalan Tol Jakarta-Cikampek melalui Cikunir Ramp dan Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E2 dan E3 menuju Cilincing. Waktu tempuhnya pada saat normal hanya 1 jam, tapi pada jam sibuk membutuhkan waktu hingga 3 jam. Dengan adanya akses JTCC, waktu tempuh perjalanan dari kawasan industri di wilayah timur Jakarta dapat dipangkas menjadi hanya sekitar 30 menit. Hal ini menjadi bagian komitmen dari Pelindo dalam mengurangi emisi karbon di sekitar pelabuhan guna mendukung konsep green port.



Pintu Gerbang Menumpuk Devisa

Hari sudah menjelang petang, namun truk pengangkut mobil masih hilir mudik keluar masuk kawasan Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) atau IPCC. Pelabuhan khusus ekspor dan impor kendaraan bermotor ini memang menjadi andalan pabrikan otomotif untuk mengapalkan barangnya ke luar negeri. Truk Hino milik PT Puninar Jaya bernopol B 9518 TEI yang mengangkut Toyota Avanza berpapasan dengan Truk pengangkut Toyota Hilux milik PT Puninar Logistics bernopol B 9515 TEI di pintu gerbang IKT. Toyota Avanza akan dikapalkan ke Filipina, sedangkan Toyota Hilux merupakan mobil kabin ganda yang diimpor dari Thailand.

Dua truk itu masuk dan keluar area IKT dengan cepat, hanya butuh waktu beberapa detik saja untuk melintasi gerbang utama. Ini lantaran IKT telah mengadopsi teknologi informasi yang menghadirkan efisiensi di segala lini. Salah satunya yakni penerapan Radio Frequency Identification (RFID).

RFID menggunakan verifikasi informasi digital dengan adopsi sistem autogate. Dengan penggunaan teknologi RFID yang terintegrasi, sistem pencatatan dari pemilik kargo hingga pencatatan di Bea Cukai menjadi terintegrasi. Saat masuk gate terminal, spesifikasi unit kendaraan telah terbaca RFID sehingga data-data kendaraan masuk ke dalam server RFID. Selanjutnya, data-data di dalam RFID bisa diakses oleh pemilik unit kendaraan dalam hal ini pabrikan, terkait dengan penempatan unit kendaraan di lahan penumpukan maupun gedung parkir, hingga dokumen-dokumen yang diterbitkan Bea Cukai.

Transformasi dan inovasi yang dilakukan IKT yang sejalan dengan Pelindo itu terbukti mampu mendukung peningkatan ekspor mobil nasional. "Tanjung Priok memang menjadi andalan ekspor kendaraan bermotor," tegas Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara kepada SINDOnews.

Bagi industri kendaraan bermotor nasional, beragam fasilitas dan layanan yang dihadirkan IKT mampu membantu kelancaran proses ekspor maupun impor kendaraan dalam bentuk Completely Bulit Up (CBU) mapun Completely Knocked Down (CKD). Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh IKT yakni dermaga yang memiliki kedalaman yang mampu disandari oleh kapal-kapal besar (mother vessels). "Kapal-kapal besar bisa bersandar dan mengangkut banyak kendaraan," tutur Kukuh.

Hingga semester pertama 2023, ekspor mobil dari Indonesia dalam bentuk CBU mencapai 248.004 unit, naik dari 198.311 unit dibandingkan 2022. Mengantisipasi volume ekspor yang semakin meningkat, IKT juga terus melakukan transormasi. Salah satunya melalui ekspansi perluasan lahan, hingga penjajakan kerja sama operasi dengan sejumlah pelabuhan yang dinilai potensial untuk dijadikan hub terminal kendaraan atau menjadi bagian dari terminal satelit. Bahkan, IPCC membuka peluang kerja sama dengan pabrikan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang pengapalannya memerlukan penanganan khusus.

Untuk mendukung ekosistem ekspor dan impor kendaraan bermotor, IKT tancap gas dengan menyiapkan pembangunan Car Storage Building (CSB) seluas 3,2 hektare dengan kapasitas sekitar 1.400-1.500 unit kendaraan CBU. Selain itu, perluasan lapangan eksisting juga telah dilakukan melalui kerjasama dengan Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dalam optimalisasi pengelolaan lapangan eks-PP seluas 2 hektare secara bertahap dimana saat ini sudah terealisasi 1,7 hektare.

"Opsi penambahan kapasitas juga melalui rencana kerjasama penyewaan lahan disekitar IKT Priok yang dapat digunakan utk lahan penumpukan internasional, domestik maupun kebutuhan PDC," kata Corporate Secretary IPCC Chandra Irawan kepada SINDOnews.

Beragam langkah inovatif yang dilakukan IKT itu, bagi PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) sebagai salah satu pelanggan merupakan langkah progresif dalam mendukung peningkatan devisa negara dari ekspor kendaraan bermotor. “Pelayanan IKT dalam proses ekspor maupun impor kendaraan sudah berlangsung dengan baik dan memadai untuk kebutuhan kami,”tegas Head of Export 4W PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Domu Arisanto. Suzuki mengekspor beberapa kendaraan bermotor seperti Ertiga, XL 7 hybrid ke Kosta Rika, Nicaragua, Meksiko, dan Honduras.

Dalam menangani unit kendaraan ekspor, IKT memiliki standar yang ketat. Dalam hal handling dan storage, untuk unit CBU ekspor dan impor, saat kendaraan masuk ke dalam kawasan, dilakukan pengecekan unit di Central Inspection Facility (CIF), dimana jika terdapat temuan damage (kerusakan), scratch (goresan), dan dent (penyok), maka informasi tersebut akan dikonfirmasi kepada pabrikan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kualitas kendaraan yang diekspor tetap terjaga. Pabrikan juga bisa mengakses dan memonitor kendaraan mulai dari masuk IKT (Port In), selama ada di IKT (Yard Location), dan masuk kedalam kapal (Port Out).

"Pengelolaan dan pelayanan IKT dalam hal penjagaan kualitas, kepastian dan keamanan ekspor sangat baik," tegasnya. Suzuki pun merasa terbantu dengan layanan pembersihan unit dan layanan pengecekan unit yang sesuai standar masing masing pabrikan. "Layanan Auto Gate System yang diberikan oleh IKT sangat membantu kelancaran proses pengiriman," ungkap Domu.

Secara keseluruhan, pelabuhan Tanjung Priok merupakan gerbang utama pengumpul devisa negara. Data menyebutkan, dalam kurun 2017-2021, total ekspor yang melewati Pelabuhan di ujung utara Jakarta itu mencapai USD274,2 miliar atau setara dengan 28,9% dari total ekspor Indonesia.

Melompat Lebih Jauh

Pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai sudah saatnya Pelindo sebagai bagian dari Ekosistem Logistik Nasional (ELN) melakukan ekspansi bisnis. Tak sekadar mengurusi ekosistem kepelabuhanan di dalam negeri, namun Pelindo perlu memperluas spektrum bisnisnya. "Sudah saatnya Pelindo melakukan quantum leap dengan melakukan ekspansi dan go global," ujarnya kepada SINDOnews.

Dua tahun merger, kata Siswanto, Pelindo sudah menorehkan capaian gemilang. Salah satunya berhasil melakukan konsolidasi anak usaha, memperkuat portofolio bisnis di dalam negeri, hingga memangkas beragam inefisiensi yang sebelumnya kerap terjadi. Dengan adanya konsolidasi, Pelindo menjadi terbesar ke delapan di dunia.Pelindo, tegas dia, harus segera tancap gas untuk menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. Tak sekadar menjalankan business as usual, tetapi perlu terus memperkuat posisinya, khususnya di ekosistem logistik dunia.

Siswanto menilai, yang menjadi tantangan ke depan bagi Pelindo adalah kompetisi di pasar internasional. Dia mencontohkan barang yang dikirimkan dari luar negeri, bill of loading-nya tidak menunjuk langsung pelabuhan Tanjung Priok, atau Tanjung Emas (Semarang), Belawan (Medan) maupun Tanjung Perak (Surabaya). Pemilik barang menggunakan bill of loading di Singapura, meski tujuan akhir barang adalah Indonesia. "Ini menjadi tantangan. Bahwa end destination petikemas itu di Indonesia. Kenapa tidak langsung ditujukan ke Indonesia? Ini yang harus segera ditaklukkan agar Pelindo semakin memiliki daya saing level global," tegasnya.

Untuk meyakinkan ekosistem logistik internasional, kata dia, Pelindo tak bisa sendirian. Alasannya, untuk membangun kepercayaan dunia internasional butuh peran pemerintah. "Jadi tanggung jawab semua stakeholder. Tak bisa hanya dibebankan ke Pelindo. Sekarang Pelindo sudah semakin baik, jika tidak diikuti dengan regulasi yang jelas, otomatis ada celah yang bisa menghambat hadirnya logistik yang efisien," cetusnya.

Menyongsong Indonesia Emas

Sejatinya, lompatan besar yang dilakukan Pelindo dalam dua tahun terakhir, tak sekadar menghadirkan layanan yang semakin handal. Lebih dari itu, Pelindo berhasil menaklukkan beragam tantangan yang menghadang, tercermin dari kinerjanya yang moncer. Selama 2022, arus peti kemas mencapai 17,2 juta TEUS, naik 1% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Arus barang pada 2022 terealisasi 160 juta Ton, tumbuh 9% dari tahun sebelumnya. Sementara arus kapal yang dilayani Pelindo mencapai 1,2 miliar GT pada 2022, naik 1% dibandingkan 2021. Jumlah penumpang pun tumbuh 86% pada 2022 yang mencapai 15 juta orang. Merger Pelindo telah menciptakan sinergi antar-entitas dalam Pelindo Grup. Hal ini menyebabkan pengelolaan pelabuhan dapat dilakukan secara tersentralisasi dan lebih optimal.

Dalam seminar "Era Baru Biaya Logistik untuk Indonesia Emas 2045" yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 14 September 2023 lalu, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, salah satu yang menjadi tantangan terciptanya ongkos logistik yang efisien alias murah karena adanya ketimpangan utilisasi pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia yang rata-rata kurang dari 50%.

Selain karena faktor ketimpangan muatan, karena usai menurunkan barang, kapal tak lagi memiliki muatan, juga karena sarana fasilitas di pelabuhan yang tidak merata serta standardisasi fasilitas pendukungnya. Saat ini, utilisasi pelabuhan Tanjung Priok mencapai 90%, Tanjung Mas 95%, Tanjung Perak 87%, dan Makassar sebagai wilayah Timur tertinggi hanya 60%. "Karenanya pembangunan harus merata. Sehingga barang bergerak dari Timur ke Barat, dan dari Barat ke Timur," kata Airlangga.

Menyikapi kegundahan pemerintah, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono pun memastikan Pelindo terus melakukan transformasi pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas, diantaranya dengan memperpendek port stay dan cargo stay. Arif meyakini, transformasi yang dilakukan Pelindo mampu mendukung target pembangunan 2045 yakni mengintegrasikan ekonomi domestik dan konektivitas global sehingga biaya logistik bisa diturunkan menjadi 9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Kini, jelas dia, Pelindo fokus melakukan transformasi pelayanan pelabuhan, efisiensi jaringan pelayaran dan melakukan integrasi pelabuhan dengan kawasan. Tiga langkah strategis itu diyakini akan meningkatkan konektivitas dan efisiensi jaringan pelayaran, mendukung penurunan biaya logistik, dan mendorong pertumbuhan layanan logistik terintegrasi untuk meningkatkan kontribusi bagi perekonomian Indonesia di era Indonesia Emas 2045 nanti.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More