Quantum Leap Pelindo Pascamerger, Siap Songsong Indonesia Emas

Rabu, 20 September 2023 - 20:04 WIB
Aktivitas bongkar muat di lapangan 217 Pelabuhan Tanjung Priok. Foto/Anton C
JAKARTA - Suara sirine dari crane di Area Terminal Support (ATS) Pelabuhan Tanjung Priok terdengar nyaring. Sirine selalu menyalak tatkala sedang beroperasi memindahkan kontainer. Crane produksi Mitsui itu terlihat cepat mencabut kontainer berukuran 40 TEUS dari truk pengangkut ke tumpukan kontainer di lapangan, tak lebih dari 10 detik kontainer sudah berpindah.

Suhu udara yang panas tak menyurutkan semangat para pekerja untuk melakukan bongkar muat kontainer. Sejumlah petugas keamanan dan karyawan dari shipping lines Meratus dan Temas tampak lalu lalang dan mencatat setiap truk yang keluar dan masuk kawasan. Kontainer Meratus diangkut menggunakan truk Hino berkepala Hijau, sedangkan Temas berkelir putih.

"Di lapangan 217 ini kapasitasnya hingga 2.000 kontainer dan beroperasi 24 jam," jelas Samsuri, Koordinator Lapangan ATS Pelabuhan Tanjung Priok kepada SINDOnews Senin (18/9/2023). Lokasi ATS lapangan 217 berada persis di Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tanjung Priok. Pria yang sudah dua dekade bekerja di pelabuhan itu menegaskan, pengawasan dilakukan dalam tiga shift dengan jumlah personil delapan orang. "Selain di sini ATS masih ada lagi lapangan 219," imbuhnya.



Truk-truk pengangkut kontainer harus memberikan laporan saat hendak masuk maupun keluar kawasan. Di lapangan 217 terpasang empat unit alat bongkar muat jenis rubber tyred gantry cranes (RTGc) Lapangan 217 Tanjung Priok merupakan lapangan lini 2 pelabuhan yang menjadi back up area lini 1 terminal petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Adanya alat canggih itu terbukti mempercepat arus bongkar muat petikemas. "Memang lebih cepat sekarang, truk pengangkut kontainer yang mengambil barang dari ATS kami berikan waktu 30 menit untuk berada di dalam kawasan. Mereka harus segera mengangkut barangnya keluar," ujarSamsuri.



Truk-truk yang berada di kawasan pelabuhan Tanjung Priok sudah dipantau menggunakan sistem tunggal identifikasi truk atau single truck identification data (Single TID/STID). Single TID merupakan sebuah sistem berbasis elektronik yang terintegrasi dengan asosiasi truk, cabang-cabang pelabuhan yang dikelola Pelindo, dan terminal-terminal yang ada di wilayah pelabuhan. Penerapan STID merupakan cara Pelindo memangkas port stay dan cargo stay, serta meningkatkan pelayanan dan kelancaran distribusi barang. Dengan penerapan teknologi itu, pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien. "Jika hasil pantauan kami ada truk yang melebihi 30 menit, kami cari. Biasanya di sistem ada, mobil tidak ada. Kadang sopir sedang ngopi, segera kami minta untuk beraktivitas," tutur Samsuri.

Dengan adanya dukungan teknologi informasi itu, kini proses bongkar muat petikemas menjadi sangat lancar. Sama sekali tak terlihat antrean mengular, bahkan hingga diluar kawasan pelabuhan seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu. "Semua prosesnya sekarang mudah dan cepat," ungkap Syafruddin, petugas dari PT Mitra Sentosa Abadi (MSA), perusahaan bongkar muat yang tergabung dalam Meratus Grup, di lapangan 217 pelabuhan Tanjung Priok. Saban hari, ungkap Syafruddin, MSA melakukan bongkar muat sekitar 500 kontainer. Dia pun mengklaim layanan Pelindo di pelabuhan Tanjung Priok kian hari kian mengesankan. "Semakin bagus (pelayanan)," katanya. Dengan handy talkie (HT) di genggamannya, pria berkumis itu sibuk mengarahkan sopir-sopir truk untuk mendekat ke crane.

Selama hampir dua tahun pascapenggabungan (merger), Pelindo telah melakukan lompatan besar atau quantum leap. Tak sekadar untuk memoles kinerja saja, lebih dari itu, Pelindo mengusung misi besar, menekan biaya logistik dalam rangka pemerataan ekonomi di seluruh Nusantara.

Pelindo terus berkomitmen dalam melakukan transformasi menyeluruh, baik dari sisi transformasi layanan operasional dan transformasi korporasi. Dari sisi transformasi layanan operasional, Pelindo melalui Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas, hingga tahun 2023 ini, telah menyelesaikan proses transformasi di 11 terminal yakni TPK Sorong, TPK Nilam, Tanjung Priok 1 Zona 3, TPK Jayapura, TPK Tarakan, TPK Pantoloan, TPK Kupang. Selanjutnya, TPK Ambon, TPK Belawan, TPK New Makassar, TPK Perawang. Sedangkan terminal peti kemas yang saat ini masih proses transformasi TPK Bitung dan TPK Semarang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More