Resesi Ekonomi RI Tidak Terhindarkan, Seberapa Dalam Tergantung Penyerapan PEN
Senin, 03 Agustus 2020 - 07:38 WIB
JAKARTA - Realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) diyakini bakal menentukan seberapa dalam resesi yang akan dialami Indonesia. Dimana Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menerangkan, bahwa resesi tidak akan terhindarkan.
(Baca Juga: Daftar Negara Resesi Akibat Corona, Dari Amerika Hingga Spanyol )
Bagi Indonesia yang lebih bergantung kepada konsumsi ketimbang ekspor menyebabkan kontraksi ekonomi menjadi lebih 'mild'. Alasannya karena konsumsi walaupun mengalami kontraksi tidak akan sampai terlalu dalam. Oleh karena itu berbagai bantuan dari pemerintah harus benar-benar terserap sehingga bisa mendongkrak konsumsi.
(Baca Juga: Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional )
Namun sayangnya realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19 saat ini baru mencapai 19 persen atau Rp136 triliun per 23 Juli 2020. Adapun, total anggaran program PEN yang sudah disiapkan sebesar Rp695,2 triliun.
Piter Abdullah mengatakan, sampai saat ini anggaran program PEN masih sangat rendah. "Walaupun program PEN sudah mengalami percepatan realisasi nantinya, resesi saya perkirakan tidak akan terelakkan lagi," ujar Piter saat dihubungi.
(Baca Juga: Perhatian, Resesi AS Bisa Menyeret Ekonomi Nasional )
Sambung Piter menambahkan, resesi bukanlah suatu hal yang menakutkan karena itu merupakan bagian dari kenormalan baru dam banyak negara mengalaminya. Namun, pemerintah menurutnya harus menjaga agar dunia usaha tidak mengalami kebangkrutan.
"Yang penting dan menjadi prioritas pemerintah adalah membantu Masyarakat terdampak sekaligus menjaga ketahanan ekonomi," ucapnya.
(Baca Juga: Daftar Negara Resesi Akibat Corona, Dari Amerika Hingga Spanyol )
Bagi Indonesia yang lebih bergantung kepada konsumsi ketimbang ekspor menyebabkan kontraksi ekonomi menjadi lebih 'mild'. Alasannya karena konsumsi walaupun mengalami kontraksi tidak akan sampai terlalu dalam. Oleh karena itu berbagai bantuan dari pemerintah harus benar-benar terserap sehingga bisa mendongkrak konsumsi.
(Baca Juga: Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional )
Namun sayangnya realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19 saat ini baru mencapai 19 persen atau Rp136 triliun per 23 Juli 2020. Adapun, total anggaran program PEN yang sudah disiapkan sebesar Rp695,2 triliun.
Piter Abdullah mengatakan, sampai saat ini anggaran program PEN masih sangat rendah. "Walaupun program PEN sudah mengalami percepatan realisasi nantinya, resesi saya perkirakan tidak akan terelakkan lagi," ujar Piter saat dihubungi.
(Baca Juga: Perhatian, Resesi AS Bisa Menyeret Ekonomi Nasional )
Sambung Piter menambahkan, resesi bukanlah suatu hal yang menakutkan karena itu merupakan bagian dari kenormalan baru dam banyak negara mengalaminya. Namun, pemerintah menurutnya harus menjaga agar dunia usaha tidak mengalami kebangkrutan.
"Yang penting dan menjadi prioritas pemerintah adalah membantu Masyarakat terdampak sekaligus menjaga ketahanan ekonomi," ucapnya.
(akr)
tulis komentar anda