Perhatian, Resesi AS Bisa Menyeret Ekonomi Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Negara AS terjerumus dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan imbasnya cukup dirasakan ke ekonomi nasional dimana tiap 1% pertumbuhan ekonomi AS terkoreksi akan berpengaruh terhadap 0.02-0.05% pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Efek resesi AS juga akan memberikan dampak pada kepercayaan investor dalam berinvestasi di aset yang beresiko tinggi seperti saham," ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Minggu (2/8/2020).
(Baca Juga: Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional )
Perubahan prilaku investor semakin mengincar safe haven seperti emas dan government bond. Artinya capital outflow dari pasar modal kemungkinan besar terjadi.
Dalam sepekan terakhir nett sells atau penjualan bersih saham di Indonesia naik Rp1.86 triliun. Bahkan aksi jual terus berlanjut. "Efek lain adalah turunnya kinerja ekspor ke AS sebagai mitra dagang utama," ungkap dia.
(Baca Juga: AS Terjangkit Resesi, Apakah Berlanjut ke Fase Great Depression Seperti 1929? )
Menurut Bhima, resesi di AS membuat daya beli konsumen menurun, dan otomatis permintaan ekspor seperti tekstil, pakaian jadi, olahan kayu dan alas kaki merosot khususnya pada semester II 2020.
"Efek resesi AS juga akan memberikan dampak pada kepercayaan investor dalam berinvestasi di aset yang beresiko tinggi seperti saham," ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Minggu (2/8/2020).
(Baca Juga: Badai Resesi Menyerang Negara Adidaya, Awas Mengancam Industri Nasional )
Perubahan prilaku investor semakin mengincar safe haven seperti emas dan government bond. Artinya capital outflow dari pasar modal kemungkinan besar terjadi.
Dalam sepekan terakhir nett sells atau penjualan bersih saham di Indonesia naik Rp1.86 triliun. Bahkan aksi jual terus berlanjut. "Efek lain adalah turunnya kinerja ekspor ke AS sebagai mitra dagang utama," ungkap dia.
(Baca Juga: AS Terjangkit Resesi, Apakah Berlanjut ke Fase Great Depression Seperti 1929? )
Menurut Bhima, resesi di AS membuat daya beli konsumen menurun, dan otomatis permintaan ekspor seperti tekstil, pakaian jadi, olahan kayu dan alas kaki merosot khususnya pada semester II 2020.
(akr)