Wall Street Dibuka Naik, Surat Utang AS Bikin Pasar Bergairah
Rabu, 27 September 2023 - 23:00 WIB
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Rabu (27/9/2023). Penurunan imbal hasil atau yield surat utang (Treasury) Amerika Serikat mendorong peningkatan sejumlah saham berkapitalisasi besar. Pelaku pasar juga tengah menunggu kabar inflasi dan PDB pada pekan ini.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,20% di 33.687,1, S&P 500 (SPX) tumbuh 0,33% di 4.287,76. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,44% menjadi 13.121,37.
Penurunan yield Treasury bertenor dua tahun dan 10 tahun memberikan sedikit kelegaan bagi saham-saham bigcaps termasuk Apple, Microsoft, Tesla, Nvidia, dan Alphabet yang naik antara 0,4% dan 0,8%, pada pra-perdagangan.
Kenaikan berlangsung setelah adanya tekanan jual pada Selasa kemarin menyusul memanasnya prospek kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.
“Momentum jangka panjang masih positif meskipun kita berada dalam periode penurunan jangka pendek karena didorong banyak hal, seperti suku bunga yang tinggi hingga kenaikan harga minyak mentah," kata Managing Director of Trading and Derivatives, Randy Frederick, dilansir Reuters, Rabu ((27/9/2023).
Volatilitas market membuat investor wait and see, terutama menjelang pengumuman inflasi dan angka PDB sepanjang pekan ini. Dari sisi makro, angka penjualan manufaktur AS secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus.
Selama sisa minggu ini, investor juga akan membaca pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Indikator FedWatch memroyeksikan peluang sebesar 80% The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan November mendatang.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,20% di 33.687,1, S&P 500 (SPX) tumbuh 0,33% di 4.287,76. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,44% menjadi 13.121,37.
Penurunan yield Treasury bertenor dua tahun dan 10 tahun memberikan sedikit kelegaan bagi saham-saham bigcaps termasuk Apple, Microsoft, Tesla, Nvidia, dan Alphabet yang naik antara 0,4% dan 0,8%, pada pra-perdagangan.
Kenaikan berlangsung setelah adanya tekanan jual pada Selasa kemarin menyusul memanasnya prospek kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini.
“Momentum jangka panjang masih positif meskipun kita berada dalam periode penurunan jangka pendek karena didorong banyak hal, seperti suku bunga yang tinggi hingga kenaikan harga minyak mentah," kata Managing Director of Trading and Derivatives, Randy Frederick, dilansir Reuters, Rabu ((27/9/2023).
Volatilitas market membuat investor wait and see, terutama menjelang pengumuman inflasi dan angka PDB sepanjang pekan ini. Dari sisi makro, angka penjualan manufaktur AS secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus.
Baca Juga
Selama sisa minggu ini, investor juga akan membaca pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Indikator FedWatch memroyeksikan peluang sebesar 80% The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan November mendatang.
(uka)
tulis komentar anda