Pak Jokowi! UMKM Butuh Ditransfer Cash Bukan Ditawari Utang
Senin, 03 Agustus 2020 - 16:32 WIB
JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menandaskan implementasi kebijakan pemulihan ekonomi nasional belum terealisasi. Alasannya, kebijakan stimulus pemerintah hanya bersifat memberikan penawaran utang sehingga tidak berdampak langsung kepada pelaku UMKM.
"Kalau kita lihat di negara maju, banyak yang melakukan cash transfer. Jadi, saat ini sebetulnya orang butuh cash bukan penawaran kredit," ujar dia di acara diskusi secara virtual, di Jakarta, Senin (3/8/2020).
Ia menjelaskan pelaku UMKM lebih baik diberikan uang secara tunai dibandingkan ditawari pinjaman kredit. Sebab, jika tidak ada permintaan maka stimulus kredit sia-sia untuk memulihkan ekonomi. "Kalau kredit dipaksakan tumbuh tapi permintaannya tidak ada," terang dia.
Sebab itu, menurutnya demand side perlu diperbanyak khususnya untuk pelaku UMKM agar tidak semakin terpuruk. Sebab, banyak UMKM turun kelas akibat krisis yang ditimbulkan pandemi Covid-19. "Menurut saya anggaran supply yang mencapai Rp400 triliun ini sebenarnya dibutuhkannya nanti setelah demand-nya sudah tumbuh. Agar semuanya dapat berjalan seimbang, karena kalau ada pinjaman tapi tidak ada permintaan maka akan menyebabkan kredit macet," kata dia.
"Kalau kita lihat di negara maju, banyak yang melakukan cash transfer. Jadi, saat ini sebetulnya orang butuh cash bukan penawaran kredit," ujar dia di acara diskusi secara virtual, di Jakarta, Senin (3/8/2020).
Ia menjelaskan pelaku UMKM lebih baik diberikan uang secara tunai dibandingkan ditawari pinjaman kredit. Sebab, jika tidak ada permintaan maka stimulus kredit sia-sia untuk memulihkan ekonomi. "Kalau kredit dipaksakan tumbuh tapi permintaannya tidak ada," terang dia.
Sebab itu, menurutnya demand side perlu diperbanyak khususnya untuk pelaku UMKM agar tidak semakin terpuruk. Sebab, banyak UMKM turun kelas akibat krisis yang ditimbulkan pandemi Covid-19. "Menurut saya anggaran supply yang mencapai Rp400 triliun ini sebenarnya dibutuhkannya nanti setelah demand-nya sudah tumbuh. Agar semuanya dapat berjalan seimbang, karena kalau ada pinjaman tapi tidak ada permintaan maka akan menyebabkan kredit macet," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda