Utang Rusia Meledak Hampir 10 Persen, Pinjaman Domestik Tembus Rp3.209 Triliun
Rabu, 04 Oktober 2023 - 16:43 WIB
MOSKOW - Utang negara Rusia naik hampir 10% pada paruh pertama tahun 2023, lantaran pemerintah membutuhkan dana untuk mendukung perekonomian. Hal ini dilaporkan oleh surat kabar Izvestia, mengutip laporan dari Russia’s Accounts Chamber’s soal pelaksanaan anggaran tahun ini.
Pinjaman pemerintah Rusia sepanjang periode Januari hingga Juni 2023, tercatat melonjak 9,8% dan diproyeksikan bisa mencapai USD256 miliar yang jika dirupiahkan tembus Rp3.987 triliun pada akhir tahun. Hal itu berarti utang Rusia setara 16,7% dari produk domestik bruto (PDB) Rusia.
Rinciannya, utang domestik Rusia terpantau meningkat sebesar USD14 miliar atau lebih besar 7,4% dalam enam bulan pertama dan saat ini sudah tembus USD206 miliar setara Rp3.209 triliun (Kurs Rp15.578 per USD). Angka tersebut sudah mendekati batas atas USD211 miliar yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan untuk tahun ini.
Pada saat yang sama, pangsa pinjaman internal dalam total struktur utang menurun dari 82,3% menjadi 80,5%, seperti yang tercatat dalam laporan itu. Jumlah utang domestik dalam sekuritas pada Juli, meningkat sebesar USD14 miliar sejak awal tahun dan sekarang sudah menyentuh angka USD198,9 miliar.
Sementara itu utang luar negeri Rusia mengalami penurunan USD1,2 miliar dan telah mencapai USD56,2 miliar dengan batas atasnya USD66,6 miliar. Hal ini terjadi ketika Rusia mengurangi volume pinjaman di bawah jaminan pemerintah dalam dolar AS sebesar USD1,1 miliar menjadi USD18,5 miliar.
Pemerintah telah dipaksa meminjam lebih banyak dana secara internal, karena kemampuan Rusia untuk meminjam ke luar negeri telah berkurang usai dihajar sanksi Barat terkait Ukraina. Ini membuat utang domestik meningkat tajam pada tahun 2022, hingga USD194 miliar, sementara utang luar negeri Kremlin turun menjadi sekitar USD41 miliar.
Menurut undang-undang tentang anggaran federal untuk 2023-2025, volume utang negara Rusia akan meningkat menjadi sekitar USD259 miliar pada akhir 2023, USD282,6 miliar pada 2024, dan USD305 miliar pada akhir 2025. Akibatnya, dalam periode tiga tahun, pemerintah berencana untuk menjaga volume utang negara Rusia di bawah 20% dari PDB.
Pinjaman pemerintah Rusia sepanjang periode Januari hingga Juni 2023, tercatat melonjak 9,8% dan diproyeksikan bisa mencapai USD256 miliar yang jika dirupiahkan tembus Rp3.987 triliun pada akhir tahun. Hal itu berarti utang Rusia setara 16,7% dari produk domestik bruto (PDB) Rusia.
Rinciannya, utang domestik Rusia terpantau meningkat sebesar USD14 miliar atau lebih besar 7,4% dalam enam bulan pertama dan saat ini sudah tembus USD206 miliar setara Rp3.209 triliun (Kurs Rp15.578 per USD). Angka tersebut sudah mendekati batas atas USD211 miliar yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan untuk tahun ini.
Pada saat yang sama, pangsa pinjaman internal dalam total struktur utang menurun dari 82,3% menjadi 80,5%, seperti yang tercatat dalam laporan itu. Jumlah utang domestik dalam sekuritas pada Juli, meningkat sebesar USD14 miliar sejak awal tahun dan sekarang sudah menyentuh angka USD198,9 miliar.
Sementara itu utang luar negeri Rusia mengalami penurunan USD1,2 miliar dan telah mencapai USD56,2 miliar dengan batas atasnya USD66,6 miliar. Hal ini terjadi ketika Rusia mengurangi volume pinjaman di bawah jaminan pemerintah dalam dolar AS sebesar USD1,1 miliar menjadi USD18,5 miliar.
Pemerintah telah dipaksa meminjam lebih banyak dana secara internal, karena kemampuan Rusia untuk meminjam ke luar negeri telah berkurang usai dihajar sanksi Barat terkait Ukraina. Ini membuat utang domestik meningkat tajam pada tahun 2022, hingga USD194 miliar, sementara utang luar negeri Kremlin turun menjadi sekitar USD41 miliar.
Menurut undang-undang tentang anggaran federal untuk 2023-2025, volume utang negara Rusia akan meningkat menjadi sekitar USD259 miliar pada akhir 2023, USD282,6 miliar pada 2024, dan USD305 miliar pada akhir 2025. Akibatnya, dalam periode tiga tahun, pemerintah berencana untuk menjaga volume utang negara Rusia di bawah 20% dari PDB.
(akr)
tulis komentar anda