Realisasi Pembiayaan Hijau Bank Himbara Capai Rp250 Triliun
Rabu, 11 Oktober 2023 - 19:48 WIB
JAKARTA - Realisasi pendanaan untuk pembiayaan hijau yang digelontorkan Himpunan Bank Milik Negara ( Himbara ) saat ini mencapai Rp250 triliun. Alokasi terbesar digunakan untuk produksi sawit berkelanjutan sebesar 66 persen.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Himbara menjadi katalis pembiayaan untuk mendorong perubahan tata kelola perusahaan swasta yang ramah lingkungan.
"Kita melakukan implementasi policy di Himbara, tentunya di sini bank-bank Himbara juga menjadi katalis sebagai pemberi pembiayaan untuk mendorong perubahan mindset di sektor privat," ujar Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, Rabu (11/10/2023).
"Di mana saat ini green projek di Himbara telah mencapai Rp 250 triliun, di mana alokasi terbesar ada di penggunaan lahan berkelanjutan yang mencapai 66 persen," lanjutnya.
Dari pendanaan tersebut, pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan pihaknya meminta seluruh perusahaan sawit melakukan sertifikasi internasional yakni Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Sertifikasi tersebut merupakan standar global untuk perkebunan kelapa sawit yang menunjukkan proses produksi yang ramah lingkungan "Di mana salah satunya kita meminta seluruh perusahaan sawit melakukan sertifikasi internasional, RSPO," ucap dia.
Hingga kuartal III/2023, bank pelat merah juga mendanai instrumen berwawasan lingkungan sebesar Rp27 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari penerbitan sustainability bond senilai USD500 juta atau setara Rp7,85 triliun.
Pendanaan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Mandiri Tbk, senilai USD300 juta atau setara Rp4,71 triliun. Lalu, obligasi hijau, sosial, dan berkelanjutan atau green bond senilai Rp15 triliun. Pembiayaan ini diberikan oleh BRI, Mandiri, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk, (BNI).
"Himbara juga menerbitkan Rp27 triliun instrumen berwawasan lingkungan sampai dengan kuartal III/2023, di mana ada penerbitan sustainability bond sebesar USD500 juta, dan USD300 juta oleh BRI dan Mandiri, dan juga penerbitan lokal green bond sebesar Rp15 triliun oleh BRI Mandiri, dan BNI," jelas Tiko.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Himbara menjadi katalis pembiayaan untuk mendorong perubahan tata kelola perusahaan swasta yang ramah lingkungan.
"Kita melakukan implementasi policy di Himbara, tentunya di sini bank-bank Himbara juga menjadi katalis sebagai pemberi pembiayaan untuk mendorong perubahan mindset di sektor privat," ujar Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, Rabu (11/10/2023).
"Di mana saat ini green projek di Himbara telah mencapai Rp 250 triliun, di mana alokasi terbesar ada di penggunaan lahan berkelanjutan yang mencapai 66 persen," lanjutnya.
Dari pendanaan tersebut, pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan pihaknya meminta seluruh perusahaan sawit melakukan sertifikasi internasional yakni Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Sertifikasi tersebut merupakan standar global untuk perkebunan kelapa sawit yang menunjukkan proses produksi yang ramah lingkungan "Di mana salah satunya kita meminta seluruh perusahaan sawit melakukan sertifikasi internasional, RSPO," ucap dia.
Hingga kuartal III/2023, bank pelat merah juga mendanai instrumen berwawasan lingkungan sebesar Rp27 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari penerbitan sustainability bond senilai USD500 juta atau setara Rp7,85 triliun.
Pendanaan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Mandiri Tbk, senilai USD300 juta atau setara Rp4,71 triliun. Lalu, obligasi hijau, sosial, dan berkelanjutan atau green bond senilai Rp15 triliun. Pembiayaan ini diberikan oleh BRI, Mandiri, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk, (BNI).
"Himbara juga menerbitkan Rp27 triliun instrumen berwawasan lingkungan sampai dengan kuartal III/2023, di mana ada penerbitan sustainability bond sebesar USD500 juta, dan USD300 juta oleh BRI dan Mandiri, dan juga penerbitan lokal green bond sebesar Rp15 triliun oleh BRI Mandiri, dan BNI," jelas Tiko.
(nng)
tulis komentar anda