Cerita Wapres: Yang Penting Kita Bikin Gerakan Ekonomi, Nanti Allah Akan Berikan Pertolongan
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 16:50 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menceritakan banyak yang pesimistis dengan gerakan memasyarakatkan ekonomi syariah . Bahkan, juga pesimistis bahwa bank bisa berjalan tanpa bunga. Kini, semakin berkembang bank syariah yang tidak mengenal bunga karena dianggap riba.
“Alhamdulillah ekonomi dan keuangan syariah sekarang berkembang. Dulu kita mulai tahun 2000, kita sebut sebagai gerakan memasyarakatkan ekonomi syariah dan menyariahkan ekonomi masyarakat. Waktu itu masih sepi, bahkan banyak orang pesimistis apakah bisa bank tanpa bunga dan sebagainya. Saya bilang insya Allah bisa,” ungkap Wapres dalam sambutannya pada Ijtima’ Sanawi (Annual Meeting) Dewan Pengawas Syariah XIX 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Wapres yang pada waktu itu menjadi Ketua Dewan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional mengatakan optimistis dengan pengembangan ekonomi syariah. Kini, ekonomi syariah sudah menjadi sistem nasional.
“Karena itu saya bilang yang penting kita bikin gerakan ekonomi, nanti Allah yang akan memberikan pertolongan, pengembangan ekonomi syariah pada waktu itu. Alhamdulillah sekarang sudah menjadi sistem nasional,” kata Wapres.
Bahkan, kata Wapres, kini pemerintah telah membangun Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Kemudian juga Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) lebih dari 22 provinsi.
“Sudah dibentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), ketuanya Presiden, wakil ketua dan ketua hariannya Wakil Presiden, anggotanya empat menko dan menteri terkait. Semua ikut menjadi anggota dan di daerah-daerah sudah dibentuk juga KDEKS yang diketuai oleh gubernur-gubernur di daerah, lebih dari 20, lebih dari 22 (provinsi),” kata Wapres.
Wapres mengatakan pengembangan dari gerakan ekonomi syariah fokusnya tidak hanya industri keuangan tapi juga industri halal, industri keuangan, dana sosial syariah dan bisnis syariah, pengembangan bisnis syariah.
“Jadi alhamdulillah oleh karena itu kita yakin ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dengan potensi penduduknya yang besar, insya Allah akan terus berkembang,” pungkasnya.
Baca Juga
“Alhamdulillah ekonomi dan keuangan syariah sekarang berkembang. Dulu kita mulai tahun 2000, kita sebut sebagai gerakan memasyarakatkan ekonomi syariah dan menyariahkan ekonomi masyarakat. Waktu itu masih sepi, bahkan banyak orang pesimistis apakah bisa bank tanpa bunga dan sebagainya. Saya bilang insya Allah bisa,” ungkap Wapres dalam sambutannya pada Ijtima’ Sanawi (Annual Meeting) Dewan Pengawas Syariah XIX 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Wapres yang pada waktu itu menjadi Ketua Dewan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional mengatakan optimistis dengan pengembangan ekonomi syariah. Kini, ekonomi syariah sudah menjadi sistem nasional.
“Karena itu saya bilang yang penting kita bikin gerakan ekonomi, nanti Allah yang akan memberikan pertolongan, pengembangan ekonomi syariah pada waktu itu. Alhamdulillah sekarang sudah menjadi sistem nasional,” kata Wapres.
Bahkan, kata Wapres, kini pemerintah telah membangun Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Kemudian juga Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) lebih dari 22 provinsi.
“Sudah dibentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), ketuanya Presiden, wakil ketua dan ketua hariannya Wakil Presiden, anggotanya empat menko dan menteri terkait. Semua ikut menjadi anggota dan di daerah-daerah sudah dibentuk juga KDEKS yang diketuai oleh gubernur-gubernur di daerah, lebih dari 20, lebih dari 22 (provinsi),” kata Wapres.
Wapres mengatakan pengembangan dari gerakan ekonomi syariah fokusnya tidak hanya industri keuangan tapi juga industri halal, industri keuangan, dana sosial syariah dan bisnis syariah, pengembangan bisnis syariah.
“Jadi alhamdulillah oleh karena itu kita yakin ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dengan potensi penduduknya yang besar, insya Allah akan terus berkembang,” pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda