Diguncang Perang dan Krisis Politik, Seberapa Kuat Ekonomi Israel

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 14:33 WIB
Sejak operasi Badai Al-Aqsa dilancarkan pada Sabtu (7/10/2023), perang antara Israel dan Hamas semakin memanas. FOTO/Reuters
JAKARTA - Sejak operasi Badai Al-Aqsa dilancarkan pada Sabtu (7/10/2023), perang antara Israel dan Hamas semakin memanas. Perang antara Palestina dan Israel yang berkepanjangan dikhawatirkan dapat membebani perekonomian Israel di tengah kemelut krisis politik di dalam negeri.

Bank Sentral Israel memperingatkan krisis politik Israel dapat memangkas Produk Domestik Bruto (PDB) 2,8% per tahun. Rencana yang disusun pemerintahan garis keras Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk mempertahankan kekuasaan dengan merombak sistem peradilan telah memicu gelombang protes terbesar dalam satu dekade terakhir dan menjerumuskan Israel ke dalam krisis politik terdalam selama bertahun-tahun.

Rencana tersebut dipandang oleh sejumlah pengkritik akan mendorong korupsi dan merusak ekonomi. Bank Sentral Israel saat mengumumkan suku bunga acuan beberapa waktu lalu melaporkan dua skenario ketidakpastian akibat rencana perombakan sistem peradilan dalam implikasi ekonomi.





Lembaga think-tank Start-Up Nation Policy Institute di Israel mengatakan kisruh politik di dalam negeri menggangu investasi di berbagai sektor salah satunya teknologi. Investasi modal ventura perusahaan teknologi di negara tersebut telah turun menjadi USD1,7 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini, angka triwulanan terendah sejak tahun 2018 dan turun dari rekor triwulan pertama sebesar USD6,7 miliar tahun sebelumnya. Selain dipengaruhi kondisi dalam negeri, kinerja sektor ini juga terdampak memburuknya kondisi ekonomi global.

"Meskipun tidak mungkin untuk memisahkan kedua efek tersebut terkait resesi global yang sedang berlangsung dan kerusuhan dalam negeri. Kombinasi keduanya sangat membahayakan masa depan sektor teknologi tinggi Israel," tulis laporan tersebut dikutip dari Financial Times.

Kondisi Ekonomi

Badan Pusat Statistik Israel melaporkan pertumbuhan ekonomi Israel tahun ini telah didukung oleh tingkat pengangguran yang rendah sebesar 3,6% untuk mengatasi gejolak seputar rencana Netanyahu merombak sistem peradilan dengan membatasi kekuasaan Mahkamah Agung (MA).

Mengutip Reuters, Bank Sentral Israel memproyeksikan ekonomi akan tumbuh 3% pada tahun 2023 lebih rendah dari tahun sebelumnya 6,5%. Menyusul data PDB menaikkan estimasinya menjadi 3,3% dari 2,8%.



S&P Global Ratings melihat pertumbuhan hanya 1,5% tahun ini di tengah kemarahan publik atas biaya hidup yang tinggi. Sementara, data biro statistik Israel menyebutkan tingkat inflasi turun lebih dari yang diharapkan menjadi 3,3% di bulan Juli ke level terendah dalam 16 bulan, dari 4,2% di bulan Juni. Angka ini masih berada di atas kisaran target 1%-3% dari pemerintah.

Belanja swasta sebagai pendorong utama pertumbuhan naik 1,9% pada Kuartal II-2023 setelah turun 1,4% pada periode Januari-Maret. Pengeluaran pemerintah naik 3,6%, meskipun ekspor turun 2,6% dan investasi aset juga turun 1,1% di periode yang sama.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More