Kejatuhan Rupiah Tak Terbendung, Hari Ini Ditutup ke Rp15.933 per USD

Senin, 23 Oktober 2023 - 16:18 WIB
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) terus berlanjut hingga awal pekan di tengah kekhawatiran penularan dari perang terbaru di Timur Tengah dan keragu-raguan Federal Reserve. Foto/Dok
JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus berlanjut hingga awal pekan, dimana hari ini ditutup melemah 61 poin ke level Rp15.933/USD. Sebelumnya kurs rupiah juga merosot jadi Rp15.889.



Kejatuhan rupiah juga terlihat pada data JISDOR Bank Indonesia (BI) hari ini, usai bertengger di Rp15.943 per USD. Dimana sebelumnya mata uang Garuda masih memerah yakni Rp15.856/USD.





Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat di tengah kekhawatiran penularan dari perang terbaru di Timur Tengah dan keragu-raguan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga AS lagi mengirimkan dampak negatif. Serta upaya diplomatik yang semakin intensif dalam upaya untuk menahan konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas.

"Konvoi bantuan mulai berdatangan di Jalur Gaza dari Mesir pada akhir pekan, ketika para pemimpin Arab dan menteri luar negeri berkumpul untuk pertemuan puncak di Kairo namun tidak dapat menghasilkan pernyataan bersama," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (23/10/2023).

Presiden AS Joe Biden, yang mengunjungi Israel pekan lalu, melakukan panggilan telepon pada hari Minggu dengan para pemimpin Kanada, Perancis, Inggris, Jerman dan Italia, setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Paus Francis. Para pemimpin Perancis dan Belanda akan mengunjungi Israel minggu ini untuk mencari solusi atas konflik yang terjadi pada 7 Oktober setelah serangan Hamas.

Dari sentimen internal, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian, terutama dalam konteks konsumsi dan inflasi.

Adapun dari sisi permintaan masyarakat akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga, mengingat bahwa hal ini membuat pinjaman menjadi lebih mahal. Akibatnya, daya beli masyarakat kemungkinan akan menurun.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More