Harga Pertamax Cs Sudah Turun, Giliran Pertalite Kapan?
Rabu, 01 November 2023 - 19:18 WIB
JAKARTA - PT Pertamina telah menurunkan harga bahan bakar minyak ( BBM ) non-subsidinya per hari ini, 1 November 2023. Penurunan berlaku untuk BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, serta Pertamina Dex.
Pertamax turun menjadi Rp13.400 per liter dari sebelumnya Rp14.000. Sedangkan untuk BBM subsidi seperti Pertalite dan solar tidak mengalami perubahan, masing-masing tetap Rp10.000 per liter dan Rp6.800 per liter.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga keekonomian Pertalite masih lebih tinggi Rp2.000 per liter dibandingkan harga jualnya saat ini. Apabila dihitung secara keekonomian, maka harta Pertalite seharusnya Rp12.000 per liter.
"Harga ekonominya masih lebih (dari harga jual). Lebihnya bisa sekitar Rp2 ribuan," ujarnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Dengan harga keekonomian yang lebih mahal itu, pemerintah belum membuka peluang untuk menurunkan banderol Pertalite. Jika diturunkan, maka beban subsidi akan semakin membengkak.
"Kita belum melihat itu (peluang turun)," urainya.
Lebih lanjut, Tutuka juga mengaku bahwa harga minyak saat ini memang masih tidak stabil. Ketika perang Hamas-Israel memanas, namun harga minyak mentah dunia ternyata menurun.
"Coba Anda lihat bahwa Hamas makin keras, tetapi harga minyak bisa turun. Jadi artinya apa? Artinya Arab Saudi yang betul-betul menjaga supaya harga tetap. Sejak kemarin dia mengurangi suplai. Tapi pada saat tentu dia akan menambah suplai. Jadi ya perannya Saudi Arabia dan OPEC+ itu menentukan," pungkasnya.
Pertamax turun menjadi Rp13.400 per liter dari sebelumnya Rp14.000. Sedangkan untuk BBM subsidi seperti Pertalite dan solar tidak mengalami perubahan, masing-masing tetap Rp10.000 per liter dan Rp6.800 per liter.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga keekonomian Pertalite masih lebih tinggi Rp2.000 per liter dibandingkan harga jualnya saat ini. Apabila dihitung secara keekonomian, maka harta Pertalite seharusnya Rp12.000 per liter.
"Harga ekonominya masih lebih (dari harga jual). Lebihnya bisa sekitar Rp2 ribuan," ujarnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Dengan harga keekonomian yang lebih mahal itu, pemerintah belum membuka peluang untuk menurunkan banderol Pertalite. Jika diturunkan, maka beban subsidi akan semakin membengkak.
"Kita belum melihat itu (peluang turun)," urainya.
Lebih lanjut, Tutuka juga mengaku bahwa harga minyak saat ini memang masih tidak stabil. Ketika perang Hamas-Israel memanas, namun harga minyak mentah dunia ternyata menurun.
"Coba Anda lihat bahwa Hamas makin keras, tetapi harga minyak bisa turun. Jadi artinya apa? Artinya Arab Saudi yang betul-betul menjaga supaya harga tetap. Sejak kemarin dia mengurangi suplai. Tapi pada saat tentu dia akan menambah suplai. Jadi ya perannya Saudi Arabia dan OPEC+ itu menentukan," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda