Rusia Menumpuk Cadangan Emas, Saat Ini Sentuh Titik Tertinggi Jadi 2.360 Ton
Minggu, 05 November 2023 - 08:34 WIB
MOSKOW - Cadangan emas batangan Rusia mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada bulan September 2023, seperti dilaporkan oleh kantor berita, RIA Novosti, mengutip data dari bank sentral dunia. Menurut perhitungan, cadangan emas Rusia meningkat 2% di September.
Sehingga total volume logam mulia dalam cadangan emas Rusia menjadi 2.360 ton, untuk menjadi jumlah terbesar dalam sejarah modern negara itu. Sementara itu, cadangan emas Rusia tetap menjadi yang terbesar kelima secara global, mengikuti Amerika Serikat (AS), Jerman, Italia dan Prancis, dan berada di depan China dengan 2.200 ton.
Akumulasi emas oleh Rusia adalah bagian dari tren global yang telah melihat bank sentral mencetak rekor jumlah logam mulia, untuk bersiap menghadapi ketidakpastian ekonomi lebih lanjut.
Menurut laporan terbaru oleh World Gold Council, China adalah pembeli emas terbesar secara global selama kuartal ketiga tahun ini, dengan India, Türkiye dan Rusia di antara negara-negara berkembang lainnya yang juga meningkatkan cadangan mereka.
Semenjak pandemi COVID-19 melanda di akhir tahun 2019, kondisi perekonomian dunia seakan semakin tidak menentu. Di tengah-tengah kondisi ekonomi dan geopolitik yang memanas, Emas menjadi “safe haven” bagi masyarakat yang ingin menjaga nilai dari harta mereka.
Terlebih lagi, dengan adanya kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global di tahun 2023. Peningkatan harga atau nilai Emas terlihat secara pasti. Terutama, setelah disinyalir bank-bank sentral saling berlomba untuk memborong Emas dalam jumlah yang besar.
Sehingga total volume logam mulia dalam cadangan emas Rusia menjadi 2.360 ton, untuk menjadi jumlah terbesar dalam sejarah modern negara itu. Sementara itu, cadangan emas Rusia tetap menjadi yang terbesar kelima secara global, mengikuti Amerika Serikat (AS), Jerman, Italia dan Prancis, dan berada di depan China dengan 2.200 ton.
Akumulasi emas oleh Rusia adalah bagian dari tren global yang telah melihat bank sentral mencetak rekor jumlah logam mulia, untuk bersiap menghadapi ketidakpastian ekonomi lebih lanjut.
Menurut laporan terbaru oleh World Gold Council, China adalah pembeli emas terbesar secara global selama kuartal ketiga tahun ini, dengan India, Türkiye dan Rusia di antara negara-negara berkembang lainnya yang juga meningkatkan cadangan mereka.
Semenjak pandemi COVID-19 melanda di akhir tahun 2019, kondisi perekonomian dunia seakan semakin tidak menentu. Di tengah-tengah kondisi ekonomi dan geopolitik yang memanas, Emas menjadi “safe haven” bagi masyarakat yang ingin menjaga nilai dari harta mereka.
Terlebih lagi, dengan adanya kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global di tahun 2023. Peningkatan harga atau nilai Emas terlihat secara pasti. Terutama, setelah disinyalir bank-bank sentral saling berlomba untuk memborong Emas dalam jumlah yang besar.
(akr)
tulis komentar anda