Babak Baru Bank Bukopin
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 10:08 WIB
Di masa lalu Bukopin sebagai bank pernah mengalami tantangan permodalan, kemudian melakukan IPO di 2017. Dampaknya ke CAR tapi mampu pulih cepat di 2018, juga sudah rights issue lalu masuk Kookmin Bank. Sehingga sebelumnya komposisi saham Bosowa 23% yang tertinggi, lalu Kookmin 22%, dan pemerintah 9%.
Secara performa keuangan kami membaik di masa 2018-2019. Saya masuk jadi Direktur pada 2018 kondisinya agak lumayan baik dengan CAR di atas 12%. Tahun 2020 sebelum Pandemi juga tidak ada masalah. Namun muncul kabar Bukopin kesulitan permodalan yang sebenarnya itu masalah 2017. Harusnya itu sudah selesai.
Tapi saat itu masyarakat sedang sensitif di tengah ramai pemberitaan negatif isu ekonomi melemah dan akhirnya semua terakumulasi. Banyak nasabah menarik dana dan bertanya-tanya. Kemudian kami atasi dengan memberikan penjelasan yang komprehensif, tapi kemudian muncul kabar antrian padahal itu karena protokol kesehatan. (Baca juga: Ini Biang Kerok Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)
Sekitar 48% cabang kami tutup sebagai bentuk pencegahan penyerbaran virus Covid-19, sedangkan di Bukopin ada payroll, pensiunan PNS, mereka ambilnya uang tunai sehingga bahaya kalau semua masuk bersamaan. Jadi kita atur antrian tapi tetap diberitakan negatif. Kemudian dibikin RUPS dan saya pun ditunjuk jadi Direktur Utama.
Apa saja langkah yang Anda lakukan sebagai pimpinan?
Program pertama yaitu penawaran umum terbatas (PUT) V yang dilakukan hanya 3 hari kerja untuk rights issue. Ini sudah ditunggu selama setahun yang tidak dilakukan. Tapi kami didukung semua pihak dari OJK dan pemerintah ikut bantu. Dalam salah satu agendanya menentukan siapa yang jadi PSP. Karena kita butuh kejelasan siapa yang akan menjamin bank ini terus dengan kemampuan finansial dan transfer knowledge serta mendukung bisnis. Pihak Kookmin setuju akan ambil rights dan menjadi standby buyer. Sementara dua pemegang saham lainnya hanya ambil rights saja. Sekarang keadaan sudah lebih tenang. Kalau ada masalah insyaallah lebih mudah dibereskan.
Dan hasilnya, pekan lalu proses Penawaran Umum Terbatas ke-5 (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sukses. KB Kookmin Bank menyerap sekitar 2,97 miliar lembar saham baru dan menjadi pemegang saham terbesar Bank Bukopin dengan menguasai porsi sebesar 33,90%. Sedangkan Bosowa Corporindo yang juga melaksanakan porsi HMETD nya dengan menyerap 1,09 miliar lembar saham kepemilikan sahamnya menjadi 23,4%. Sehari kemudian pernyataan efektif dari OJK keluar dan menetapkan KB Kookmin Bank sebagai Pemegang Saham Pengendali.
Perspektif apa yang Anda miliki dengan Kookmin Bank jadi pemegang saham mayoritas di Bukopin?
Dengan bergabungnya Kookmin Bank ada potensi bisnis baru yang terbuka. Kekuatan aset Kookmin itu Rp4.500 triliun. Bahkan grup finansialnya punya aset Rp9.500 triliun. Bisnis mereka sudah dikembangkan di 24 negara dan tiga di antaranya sukses di Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. Lalu mereka merasa tipe negara tersebut sama dengan Indonesia. Pola bisnisnya juga sama dengan Bukopin. Saat ini portofolio kredit Bukopin untuk UMKM sebesar 57% atau tertinggi dibandingkan 21 bank lain. (Baca juga: Israel dan Hizbullah Saling Bantah Jadi Biang Ledakan Beirut)
Apa ada nilai tambah bila Kookmin Bank menjadi Pengendali di Bukopin?
Secara performa keuangan kami membaik di masa 2018-2019. Saya masuk jadi Direktur pada 2018 kondisinya agak lumayan baik dengan CAR di atas 12%. Tahun 2020 sebelum Pandemi juga tidak ada masalah. Namun muncul kabar Bukopin kesulitan permodalan yang sebenarnya itu masalah 2017. Harusnya itu sudah selesai.
Tapi saat itu masyarakat sedang sensitif di tengah ramai pemberitaan negatif isu ekonomi melemah dan akhirnya semua terakumulasi. Banyak nasabah menarik dana dan bertanya-tanya. Kemudian kami atasi dengan memberikan penjelasan yang komprehensif, tapi kemudian muncul kabar antrian padahal itu karena protokol kesehatan. (Baca juga: Ini Biang Kerok Bisnis BPR Alami Kebangkrutan)
Sekitar 48% cabang kami tutup sebagai bentuk pencegahan penyerbaran virus Covid-19, sedangkan di Bukopin ada payroll, pensiunan PNS, mereka ambilnya uang tunai sehingga bahaya kalau semua masuk bersamaan. Jadi kita atur antrian tapi tetap diberitakan negatif. Kemudian dibikin RUPS dan saya pun ditunjuk jadi Direktur Utama.
Apa saja langkah yang Anda lakukan sebagai pimpinan?
Program pertama yaitu penawaran umum terbatas (PUT) V yang dilakukan hanya 3 hari kerja untuk rights issue. Ini sudah ditunggu selama setahun yang tidak dilakukan. Tapi kami didukung semua pihak dari OJK dan pemerintah ikut bantu. Dalam salah satu agendanya menentukan siapa yang jadi PSP. Karena kita butuh kejelasan siapa yang akan menjamin bank ini terus dengan kemampuan finansial dan transfer knowledge serta mendukung bisnis. Pihak Kookmin setuju akan ambil rights dan menjadi standby buyer. Sementara dua pemegang saham lainnya hanya ambil rights saja. Sekarang keadaan sudah lebih tenang. Kalau ada masalah insyaallah lebih mudah dibereskan.
Dan hasilnya, pekan lalu proses Penawaran Umum Terbatas ke-5 (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sukses. KB Kookmin Bank menyerap sekitar 2,97 miliar lembar saham baru dan menjadi pemegang saham terbesar Bank Bukopin dengan menguasai porsi sebesar 33,90%. Sedangkan Bosowa Corporindo yang juga melaksanakan porsi HMETD nya dengan menyerap 1,09 miliar lembar saham kepemilikan sahamnya menjadi 23,4%. Sehari kemudian pernyataan efektif dari OJK keluar dan menetapkan KB Kookmin Bank sebagai Pemegang Saham Pengendali.
Perspektif apa yang Anda miliki dengan Kookmin Bank jadi pemegang saham mayoritas di Bukopin?
Dengan bergabungnya Kookmin Bank ada potensi bisnis baru yang terbuka. Kekuatan aset Kookmin itu Rp4.500 triliun. Bahkan grup finansialnya punya aset Rp9.500 triliun. Bisnis mereka sudah dikembangkan di 24 negara dan tiga di antaranya sukses di Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. Lalu mereka merasa tipe negara tersebut sama dengan Indonesia. Pola bisnisnya juga sama dengan Bukopin. Saat ini portofolio kredit Bukopin untuk UMKM sebesar 57% atau tertinggi dibandingkan 21 bank lain. (Baca juga: Israel dan Hizbullah Saling Bantah Jadi Biang Ledakan Beirut)
Apa ada nilai tambah bila Kookmin Bank menjadi Pengendali di Bukopin?
Lihat Juga :
tulis komentar anda