Impor Mainan China Tetap Deras di Tengah Pandemi, Pengusaha: SNI-nya Palsu
Kamis, 06 Agustus 2020 - 17:51 WIB
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI), Johan S. Tandanu mengatakan industri mainan sedang mengalami peningkatan penjualan. Hal tersebut bisa terjadi setelah adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB).
"Dari data anggota kami, saat PSBB produksi turun 70% karena toko offline tutup. Namun setelah PSBB dilonggarkan, sudah meningkat lagi produksinya mencapai 80%, dimana penjualan melalui platform ecommerce," kata Johan dalam market review IDX Channel, Kamis (6/8/2020).
Meski begitu, lanjut Johan, pihaknya menyayangkan masih banyaknya produk mainan impor yang masuk ke tanah air. Padahal, situasinya masih dalam keadaan pandemi Covid-19. (Baca juga: Boneka Seks China Laris Manis selama Lockdown Covid-19 )
"Pada masa PSBB impor mainan dari China tidak begitu turun. Bahkan, label SNI yang diberikan pada produk mainan lebih banyak ke produk impor daripada produk lokal," jelasnya.
Untuk itu, Johan berharap, agar pemerintah bisa melindungi industri mainan di tanah air. Pasalnya, banyak produk impor yang tak memiliki SNI, bahkan ada yang palsu. (Baca juga: Kisah Konsolidasi Nabi-Nabi Palsu di Era Khalifah Abu Bakar )
"Untuk bisa bersaing, pemerintah harus melindungi produk mainan lokal. Pemerintah harus turun ke lapangan untuk mengecek SNI produk mainan impor. Sebab ditemukan ada produk impor yang SNI-nya palsu, bahkan ada yang meng-copy dari produk lokal," tandasnya.
"Dari data anggota kami, saat PSBB produksi turun 70% karena toko offline tutup. Namun setelah PSBB dilonggarkan, sudah meningkat lagi produksinya mencapai 80%, dimana penjualan melalui platform ecommerce," kata Johan dalam market review IDX Channel, Kamis (6/8/2020).
Meski begitu, lanjut Johan, pihaknya menyayangkan masih banyaknya produk mainan impor yang masuk ke tanah air. Padahal, situasinya masih dalam keadaan pandemi Covid-19. (Baca juga: Boneka Seks China Laris Manis selama Lockdown Covid-19 )
"Pada masa PSBB impor mainan dari China tidak begitu turun. Bahkan, label SNI yang diberikan pada produk mainan lebih banyak ke produk impor daripada produk lokal," jelasnya.
Untuk itu, Johan berharap, agar pemerintah bisa melindungi industri mainan di tanah air. Pasalnya, banyak produk impor yang tak memiliki SNI, bahkan ada yang palsu. (Baca juga: Kisah Konsolidasi Nabi-Nabi Palsu di Era Khalifah Abu Bakar )
"Untuk bisa bersaing, pemerintah harus melindungi produk mainan lokal. Pemerintah harus turun ke lapangan untuk mengecek SNI produk mainan impor. Sebab ditemukan ada produk impor yang SNI-nya palsu, bahkan ada yang meng-copy dari produk lokal," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda