Sederet Komitmen Investasi Jumbo AS di RI Usai Pembicaraan Akrab Jokowi dan Biden

Selasa, 14 November 2023 - 18:07 WIB
Presiden Jokowi tiba di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (13/11/2023) sekira pukul 16.20 WS atau Selasa (14/11/2023) pukul 04.20 WIB. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)
WASHINGTON - Presiden RI Joko Widodo ( Jokowi ) mendapat sambungan hangat dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat tiba di White House, Washington DC pada hari ini, Selasa (14/11/2023). Pertemuan keduanya menghasilkan sejumlah komitmen dan program investasi untuk memajukan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia.

"Hal ini akan menandai era baru antara kita, dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia secara keseluruhan, yang akan mempengaruhi segalanya. Hal ini mencakup peningkatan kerja sama keamanan, khususnya keamanan maritim. Hal ini juga mencakup perluasan kerja sama kita untuk membangun rantai pasokan yang aman dan tangguh. Hal ini termasuk memperdalam kolaborasi kita untuk memerangi krisis iklim," ujar Biden dalam sambutan resminya.



Berdasarkan lembaran fakta resmi dari website White House (whitehouse.gov), berikut adalah komitmen investasi AS ke perusahaan-perusahaan berkembang RI demi memajukan kesejahteraan.



1. Development Finance Corporation (DFC)

Lembaga DFC akan menyediakan pendanaan baru sebesar USD131 juta atau Rp2 triliun dengan perhitungan kurs Rp15.700 per dolar AS. Pendanaan ini akan digunakan untuk dua tujuan, yaitu:

a. Meningkatkan inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi melalui penjaminan pinjaman kepada Bank Sampoerna untuk mendukung pinjamannya kepada usaha mikro, kecil, dan menengah;

b. Memberikan pinjaman langsung untuk memperluas pinjaman keuangan mikro Amartha Nusantara Raya kepada pengusaha di pedesaan di Indonesia, yang secara khusus ditargetkan pada bisnis yang dimiliki dan dijalankan oleh perempuan.

2. ExxonMobil

Pemerintah Indonesia berencana untuk menggandeng ExxonMobil dalam investasi yang mencapai USD15 miliar untuk meningkatkan pertumbuhan industri dan mendorong dekarbonisasi di Indonesia dan berpotensi di seluruh Indo-Pasifik.

Termasuk penilaian bersama oleh ExxonMobil dan Pertamina mengenai potensi pusat penyerapan karbon jauh di bawah tanah di Laut Jawa, yang dapat menampung setidaknya tiga miliar metrik ton karbon dioksida.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More