Krakatau Steel Lanjutkan Restrukturisasi Utang Rp21,84 Triliun, Target Rampung 2024
Rabu, 22 November 2023 - 22:07 WIB
JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melanjutkan restrukturisasi utang senilai USD1,4 miliar atau setara Rp21,84 triliun. Program tersebut ditargetkan rampung pada kuartal I-2024.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel, Tardi menyebutkan aksi penyehatan keuangan perusahaan merupakan lanjutan dari restrukturisasi tahap satu atau periode 2018-2019 kemudian dilanjutkan tahun ini.
Kendati restrukturisasi sebelumnya sudah membuahkan hasil dengan menurunkan jumlah utang sebesar USD750 juta atau setara Rp11,70 triliun, perusahaan saat ini masih membukukan jumlah pinjaman yang bernilai fantastis.
"Sebagaimana restrukturisasi 2018-2019 tahap satu, sampai 2023 ini Krakatau Steel berhasil menurunkan jumlah utang yang cukup signifikan, itu lebih dari USD750 juta, itu sudah kita turunkan cukup signifikan," ujar Tardi saat Public Expose 2023, Rabu (22/11/2023).
Tercatat, posisi liabilitas, termasuk utang, emiten bersandi saham KRAS ini hingga September 2023 berada di angka USD2,36 miliar atau setara Rp 36,85 triliun. Meskipun BUMN baja sudah memangkas nila liabilitas sebesar 9,4 persen sejak 31 Desember 2022 sampai September 2023. Dengan pembukuan kewajiban tersebut, maka restrukturisasi utang KRAS tetap dilanjutkan.
"Sehingga memang masih ada utang yang cukup besar juga, harus kita restrukturisasi nilainya kira-kira USD1,3 miliar sampai USD1,4 miliar," jelasnya.
Adapun kreditur dalam program perjanjian restrukturisasi induk atau master restructuring agreement (MRA) ini berasal dari sepuluh perbankan nasional.
Meskipun Tardi enggan merinci nama bank yang dimaksudkan, dia memastikan para kreditur perbankan memberikan sinyal positif atas skema penyehatan yang disodorkan manajemen emiten baja pelat merah. "Yang harus kita restrukturisasi dengan 10 bank nasional," lanjut dia.
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel, Tardi menyebutkan aksi penyehatan keuangan perusahaan merupakan lanjutan dari restrukturisasi tahap satu atau periode 2018-2019 kemudian dilanjutkan tahun ini.
Kendati restrukturisasi sebelumnya sudah membuahkan hasil dengan menurunkan jumlah utang sebesar USD750 juta atau setara Rp11,70 triliun, perusahaan saat ini masih membukukan jumlah pinjaman yang bernilai fantastis.
"Sebagaimana restrukturisasi 2018-2019 tahap satu, sampai 2023 ini Krakatau Steel berhasil menurunkan jumlah utang yang cukup signifikan, itu lebih dari USD750 juta, itu sudah kita turunkan cukup signifikan," ujar Tardi saat Public Expose 2023, Rabu (22/11/2023).
Tercatat, posisi liabilitas, termasuk utang, emiten bersandi saham KRAS ini hingga September 2023 berada di angka USD2,36 miliar atau setara Rp 36,85 triliun. Meskipun BUMN baja sudah memangkas nila liabilitas sebesar 9,4 persen sejak 31 Desember 2022 sampai September 2023. Dengan pembukuan kewajiban tersebut, maka restrukturisasi utang KRAS tetap dilanjutkan.
"Sehingga memang masih ada utang yang cukup besar juga, harus kita restrukturisasi nilainya kira-kira USD1,3 miliar sampai USD1,4 miliar," jelasnya.
Adapun kreditur dalam program perjanjian restrukturisasi induk atau master restructuring agreement (MRA) ini berasal dari sepuluh perbankan nasional.
Meskipun Tardi enggan merinci nama bank yang dimaksudkan, dia memastikan para kreditur perbankan memberikan sinyal positif atas skema penyehatan yang disodorkan manajemen emiten baja pelat merah. "Yang harus kita restrukturisasi dengan 10 bank nasional," lanjut dia.
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
(nng)
tulis komentar anda