Teten Dorong UMKM Pariwisata di Magelang Bentuk Koperasi
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 14:54 WIB
MAGELANG - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta sinergi dengan pemerintah daerah terus dapat ditingkatkan dalam rangka meningkatkan ekonomi melalui sektor pariwisata khususnya di Magelang, Jawa Tengah. Pasalnya daerah ini memiliki destinasi wisata dunia yakni Candi Borobudur.
"Bagi Magelang, sektor pariwisata harus menjadi prioritas dalam pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat. Kualitas dan ekosistem usahanya harus terus diperkuat," ujar Teten saat pelatihan UMKM di kawasan Candi Borobudur, baru-baru ini.
Menurutnya sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak pandemi Covid-19, baik bagi pelaku ataupun pekerja yang bergerak di sektor pariwisata. Pariwisata juga menjadi salah satu sektor yang banyak digeluti pelaku UMKM khususnya usaha mikro dan kecil. Teten pun berharap para pelaku UMKM khususnya di sektor pariwisata, bergabung atau membentuk sebuah koperasi. Sehingga, koperasi dapat menjadi agregator bagi UMKM, dimana yang usaha kecil bisa naik kelas ke menengah.
"Kita perlu mengkonsolidasikan pelaku usaha atau petani yang kecil-kecil dalam wadah koperasi agar skala bisnisnya bisa meningkat," ucap Teten. Bagi Teten, membangun koperasi tidak bisa lagi melalui pendekatan doktrin seperti masa lalu. Melainkan harus menjadi sebuah pilihan nasional. "Koperasi sebagai sebuah entitas bisnis harus dijadikan sebuah pilihan yang juga menguntungkan," tandasnya.
Sebetulnya, lanjut Teten, program pengembangan kewirausahaan yang didominasi usaha kecil, mikro, dan ultra mikro, tidak perlu muluk-muluk. Mereka hanya butuh modal kerja yang mudah dan murah. "Ke depan, saya berharap pelatihan semacam ini harus dengan pola inkubator yang terintegrasi antara inkubasi, edukasi, dan kurasi. Ujungnya, mampu menghubungkan ke akses pasar dan pembiayaan," tukas Teten.
Pada kesempatan itu, Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Arif Rahman Hakim menambahkan, dengan New Normal serta percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya di wilayah pariwisata Borobudur dan Magelang sekitarnya, UMKM dapat bangkit dan optimis karena roda perekonomian kembali berputar. Pada era new normal ini terbuka kesempatan bagi para pelaku UMKM yang menopang industri pariwisata untuk mendapatkan peluang bisnis. "Karena, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, maka pelaku UMKM dapat menjual produknya kembali. Misalnya, kuliner, kerajinan dan souvenir kepada wisatawan," jelas Arif.
Menurut Arif, pelatihan di wilayah pariwisata merupakan langkah awal dari Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Materi pelatihan diantaranya pelatihan kewirausahaan, perkoperasian, homestay, e-commerce, vocational, hingga pengelolaan KSP dan KSPPS. "Setelah Borobudur, kita juga akan menggelar pelatihan di Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo," kata Arif.
Sementara itu, Wakil Walikota Magelang Windarti Agustina mengatakan, pihaknya terus mengembangkan koperasi dan UMKM sebagai elevator sebuah kemajuan bangsa. Beberapa program dan regulasi untuk mengakselerasi perekonomian daerah, diantaranya meningkatkan insfrastruktur, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Salah satu bentuk kongkritnya adalah setiap Kamis kita memakai batik khas Magelang produk UMKM," kata Windarti.
Selain itu, lanjut Windarti, Pemkot Magelang juga terus mengoptimalkan peran dunia usaha agar dapat mengembangkan potensi dan peluang yang ada. "Meski tak memiliki laut, namun perajin produk kerang dari Magelang mampu menembus pasar ekspor Korea Selatan", ujar Windarti.
Terkait koperasi di Magelang, Windarti mengatakan bahwa terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Baik dari sisi aset, omset, hingga pembagian SHU. Bahkan, di tengah pandemi Covid-19, koperasi di Magelang masih tetap menjaga likuiditasnya dengan baik. "Dengan menjaga kualitas koperasi di Magelang, otomatis kita mampu mempercepat pengembangan UMKM," ujarnya.
"Bagi Magelang, sektor pariwisata harus menjadi prioritas dalam pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat. Kualitas dan ekosistem usahanya harus terus diperkuat," ujar Teten saat pelatihan UMKM di kawasan Candi Borobudur, baru-baru ini.
Menurutnya sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak pandemi Covid-19, baik bagi pelaku ataupun pekerja yang bergerak di sektor pariwisata. Pariwisata juga menjadi salah satu sektor yang banyak digeluti pelaku UMKM khususnya usaha mikro dan kecil. Teten pun berharap para pelaku UMKM khususnya di sektor pariwisata, bergabung atau membentuk sebuah koperasi. Sehingga, koperasi dapat menjadi agregator bagi UMKM, dimana yang usaha kecil bisa naik kelas ke menengah.
"Kita perlu mengkonsolidasikan pelaku usaha atau petani yang kecil-kecil dalam wadah koperasi agar skala bisnisnya bisa meningkat," ucap Teten. Bagi Teten, membangun koperasi tidak bisa lagi melalui pendekatan doktrin seperti masa lalu. Melainkan harus menjadi sebuah pilihan nasional. "Koperasi sebagai sebuah entitas bisnis harus dijadikan sebuah pilihan yang juga menguntungkan," tandasnya.
Sebetulnya, lanjut Teten, program pengembangan kewirausahaan yang didominasi usaha kecil, mikro, dan ultra mikro, tidak perlu muluk-muluk. Mereka hanya butuh modal kerja yang mudah dan murah. "Ke depan, saya berharap pelatihan semacam ini harus dengan pola inkubator yang terintegrasi antara inkubasi, edukasi, dan kurasi. Ujungnya, mampu menghubungkan ke akses pasar dan pembiayaan," tukas Teten.
Pada kesempatan itu, Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Arif Rahman Hakim menambahkan, dengan New Normal serta percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya di wilayah pariwisata Borobudur dan Magelang sekitarnya, UMKM dapat bangkit dan optimis karena roda perekonomian kembali berputar. Pada era new normal ini terbuka kesempatan bagi para pelaku UMKM yang menopang industri pariwisata untuk mendapatkan peluang bisnis. "Karena, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, maka pelaku UMKM dapat menjual produknya kembali. Misalnya, kuliner, kerajinan dan souvenir kepada wisatawan," jelas Arif.
Menurut Arif, pelatihan di wilayah pariwisata merupakan langkah awal dari Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Materi pelatihan diantaranya pelatihan kewirausahaan, perkoperasian, homestay, e-commerce, vocational, hingga pengelolaan KSP dan KSPPS. "Setelah Borobudur, kita juga akan menggelar pelatihan di Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo," kata Arif.
Sementara itu, Wakil Walikota Magelang Windarti Agustina mengatakan, pihaknya terus mengembangkan koperasi dan UMKM sebagai elevator sebuah kemajuan bangsa. Beberapa program dan regulasi untuk mengakselerasi perekonomian daerah, diantaranya meningkatkan insfrastruktur, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Salah satu bentuk kongkritnya adalah setiap Kamis kita memakai batik khas Magelang produk UMKM," kata Windarti.
Selain itu, lanjut Windarti, Pemkot Magelang juga terus mengoptimalkan peran dunia usaha agar dapat mengembangkan potensi dan peluang yang ada. "Meski tak memiliki laut, namun perajin produk kerang dari Magelang mampu menembus pasar ekspor Korea Selatan", ujar Windarti.
Terkait koperasi di Magelang, Windarti mengatakan bahwa terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Baik dari sisi aset, omset, hingga pembagian SHU. Bahkan, di tengah pandemi Covid-19, koperasi di Magelang masih tetap menjaga likuiditasnya dengan baik. "Dengan menjaga kualitas koperasi di Magelang, otomatis kita mampu mempercepat pengembangan UMKM," ujarnya.
(nng)
tulis komentar anda