Kurs Rupiah Masih Terseok-seok Lawan USD, Hari Ini Bertengger di Rp15.490
Kamis, 04 Januari 2024 - 16:22 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih berkutat di zona merah hingga akhir sesi perdagangan hari ini, Kamis (4/1/2024). Kurs rupiah sore ini berakhir melemah tipis 9 poin ke level Rp15.490 per USD setelah sebelumnya Rp15.481.
Menurut data JISDOR BI, nilai rupiah juga masih melanjutkan tren pelemahan ke posisi Rp15.525/USD. Sebelumnya mata uang Garuda bertengger di level Rp15.495.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS didorong oleh risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan Desember yang dirilis pada Rabu setempat menunjukkan para pejabat yakin bahwa inflasi telah terkendali dan khawatir terhadap risiko kebijakan moneter bank sentral yang “terlalu membatasi” terhadap perekonomian.
"Namun, tidak ada petunjuk pasti mengenai kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya, dan para pengambil kebijakan masih melihat perlunya pembatasan suku bunga untuk beberapa waktu kedepan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (4/1/2024).
Data terbaru yang menunjukkan melemahnya perekonomian AS terus mendukung spekulasi penurunan suku bunga The Fed tahun ini seiring dengan terkendalinya inflasi. Namun meningkatnya ekspektasi terhadap skenario soft-landing di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini telah membuat para pedagang terpecah mengenai kecepatan dan skala pelonggaran dari bank sentral AS.
Penilaian pasar saat ini menunjukkan sekitar 72% kemungkinan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan Maret, dibandingkan dengan peluang 90% pada minggu lalu, menurut alat CME FedWatch.
Laporan nonfarm payrolls AS yang diawasi ketat akan dirilis pada hari Jumat, yang kemungkinan akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai seberapa besar ruang yang dimiliki The Fed untuk menurunkan suku bunganya.
Dari sentimen domestik, banyak yang memprediksi utang pemerintah tahun 2024 akan tembus Rp8.600 triliun. Hal tersebut bisa terlihat dari besaran utang jatuh tempo dan beban bunga utang yang sebagian akan dibayar dengan penerbitan utang baru. Selain itu utang pemerintah tercatat Rp8.041 triliun per November 2023.
Walaupun demikian, pemerintah tampak nyaman dengan porsi 90% utang berbentuk surat berharga negara (SBN) dengan bunga relatif tinggi di pasar. Padahal, beban bunga utang yang meningkat akan menyebabkan penyempitan ruang fiskal.
Tidak semua utang digunakan untuk belanja produktif. Pembayaran bunga dan pokok utang jatuh tempo lewat penerbitan utang baru membuktikan bahwa utang digunakan juga untuk hal yang sifatnya non produktif.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini melemah tipis, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.470 - Rp15.550.
Menurut data JISDOR BI, nilai rupiah juga masih melanjutkan tren pelemahan ke posisi Rp15.525/USD. Sebelumnya mata uang Garuda bertengger di level Rp15.495.
Baca Juga
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS didorong oleh risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan Desember yang dirilis pada Rabu setempat menunjukkan para pejabat yakin bahwa inflasi telah terkendali dan khawatir terhadap risiko kebijakan moneter bank sentral yang “terlalu membatasi” terhadap perekonomian.
"Namun, tidak ada petunjuk pasti mengenai kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya, dan para pengambil kebijakan masih melihat perlunya pembatasan suku bunga untuk beberapa waktu kedepan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (4/1/2024).
Data terbaru yang menunjukkan melemahnya perekonomian AS terus mendukung spekulasi penurunan suku bunga The Fed tahun ini seiring dengan terkendalinya inflasi. Namun meningkatnya ekspektasi terhadap skenario soft-landing di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini telah membuat para pedagang terpecah mengenai kecepatan dan skala pelonggaran dari bank sentral AS.
Penilaian pasar saat ini menunjukkan sekitar 72% kemungkinan bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan Maret, dibandingkan dengan peluang 90% pada minggu lalu, menurut alat CME FedWatch.
Laporan nonfarm payrolls AS yang diawasi ketat akan dirilis pada hari Jumat, yang kemungkinan akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai seberapa besar ruang yang dimiliki The Fed untuk menurunkan suku bunganya.
Dari sentimen domestik, banyak yang memprediksi utang pemerintah tahun 2024 akan tembus Rp8.600 triliun. Hal tersebut bisa terlihat dari besaran utang jatuh tempo dan beban bunga utang yang sebagian akan dibayar dengan penerbitan utang baru. Selain itu utang pemerintah tercatat Rp8.041 triliun per November 2023.
Walaupun demikian, pemerintah tampak nyaman dengan porsi 90% utang berbentuk surat berharga negara (SBN) dengan bunga relatif tinggi di pasar. Padahal, beban bunga utang yang meningkat akan menyebabkan penyempitan ruang fiskal.
Tidak semua utang digunakan untuk belanja produktif. Pembayaran bunga dan pokok utang jatuh tempo lewat penerbitan utang baru membuktikan bahwa utang digunakan juga untuk hal yang sifatnya non produktif.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini melemah tipis, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.470 - Rp15.550.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda