Bela Habis Hilirisasi Nikel Jokowi, Luhut Ragukan Intelektualitas Tom Lembong
Rabu, 24 Januari 2024 - 20:54 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Tom Lembong sebagai sosok pembohong, lantaran memberikan informasi palsu perihal harga nikel.
Tom sebelumnya mengatakan harga nikel anjlok akibat pembangunan smelter di Indonesia, termasuk program hilirisasi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bagaimana bisa Anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung? Saya sedih melihat Anda. Artinya intelektual Anda itu menurut saya jadi meragukan," ujar Luhut melalui video pendek yang diunggah di akun Instagramnya, Rabu (24/1/2024).
Menurutnya, eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan pebisnis itu harus melihat pergerakan harga nikel selama 10 tahun terakhir. Lantaran, siklus komoditi itu naik-turun.
Luhut mencontohkan, harga batu bara, nikel, timah, emas, dan komoditi lainnya memang kerap naik-turun di pasaran. Namun, selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia justru berada di posisi USD15.000.
"Anda perlu melihat data panjang 10 tahun, kan Anda pebisnis juga. Kan siklus daripada komoditi itu kan naik-turun," paparnya.
"Apa itu batubara, atau nikel, atau timah, atau emas, apa saja. Tapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia itu ya USD15.000-an," lanjut dia.
Luhut juga memastikan pemerintah tetap menjaga harga nikel di dalam negeri tidak tinggi. Hal itu dilakukan agar konsumen tak beralih ke sumber daya mineral lain untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
"Tom harus ngerti, kalau harga nikel terlalu tinggi, itu sangat berbahaya. Kita belajar dari kasus kobalt, tiga tahun lalu itu harganya begitu tinggi, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. Itu salah satu lahirnya lithium ferro phosphate (LFP) itu," bebernya.
Tom sebelumnya mengatakan harga nikel anjlok akibat pembangunan smelter di Indonesia, termasuk program hilirisasi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bagaimana bisa Anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung? Saya sedih melihat Anda. Artinya intelektual Anda itu menurut saya jadi meragukan," ujar Luhut melalui video pendek yang diunggah di akun Instagramnya, Rabu (24/1/2024).
Menurutnya, eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan pebisnis itu harus melihat pergerakan harga nikel selama 10 tahun terakhir. Lantaran, siklus komoditi itu naik-turun.
Luhut mencontohkan, harga batu bara, nikel, timah, emas, dan komoditi lainnya memang kerap naik-turun di pasaran. Namun, selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia justru berada di posisi USD15.000.
"Anda perlu melihat data panjang 10 tahun, kan Anda pebisnis juga. Kan siklus daripada komoditi itu kan naik-turun," paparnya.
"Apa itu batubara, atau nikel, atau timah, atau emas, apa saja. Tapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia itu ya USD15.000-an," lanjut dia.
Luhut juga memastikan pemerintah tetap menjaga harga nikel di dalam negeri tidak tinggi. Hal itu dilakukan agar konsumen tak beralih ke sumber daya mineral lain untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
"Tom harus ngerti, kalau harga nikel terlalu tinggi, itu sangat berbahaya. Kita belajar dari kasus kobalt, tiga tahun lalu itu harganya begitu tinggi, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. Itu salah satu lahirnya lithium ferro phosphate (LFP) itu," bebernya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda