Sering Pinjam ke China, IMF Wanti-wanti Krisis Utang Bakal Melanda Maladewa
Minggu, 11 Februari 2024 - 10:58 WIB
JAKARTA - International Monetary Fund atau IMF memperingatkan, Maladewa berisiko besar mengalami krisis utang setelah banyak meminjam dari China dan mengalihkan kedekatan mereka dari India. Beijing telah menjanjikan lebih banyak dana untuk Maladewa sejak Presiden Mohamed Muizzu yang dinilai pro-China mengambil alih kekuasaan pada November, lalu.
Muizzu berterima kasih kepada China bulan lalu atas "bantuan tanpa pamrih" untuk dana pembangunan setelah kunjungan ke Beijing. Dana Moneter Internasional (IMF) tidak membeberkan rincian utang luar negeri Maladewa, tetapi mengatakan ada kebutuhan untuk "penyesuaian kebijakan yang mendesak".
"Tanpa perubahan kebijakan yang signifikan, defisit fiskal secara keseluruhan dan utang publik diproyeksikan akan tetap tinggi," kata IMF setelah meninjau ekonomi negara itu seperti dilansir AFP.
"Maladewa tetap berisiko tinggi mengalami kesulitan utang eksternal dan keseluruhan," sambungnya.
Negara kepulauan yang terkenal dengan pantai pasir putihnya, di mana pariwisata menyumbang hampir sepertiga dari ekonomi itu telah pulih secara ekonomi dari pandemi Covid-19.
Akan tetapi perluasan bandara yang direncanakan dan peningkatan hotel yang diproyeksikan untuk mendorong pertumbuhan, IMF mengingatkan "ketidakpastian seputar prospek tetap tinggi dan ada risiko ke sisi negatifnya."
Mentor Muizzu, mantan presiden Abdulla Yameen, yang memerintah selama lima tahun hingga 2018, meminjam banyak dana dari Beijing untuk proyek-proyek konstruksi. Hal itu membuatnya berutang 42% atau lebih dari USD3 miliar untuk utang luar negerinya ke China pada tahun 2021, menurut Bank Dunia, mengutip kementerian keuangan Maladewa.
Sebelumnya Muizzu, telah meminta agar pasukan India yang mengoperasikan tiga pesawat pengintai di Maladewa pergi pada 10 Mei. Ia juga berjanji untuk memperkuat militernya dalam mempertahankan wilayah maritim yang luas di negara itu.
Lihat Juga: Presiden Maladewa Pecat Lebih dari 225 Pejabat Politik Termasuk Menteri untuk Pangkas Biaya
Baca Juga
Muizzu berterima kasih kepada China bulan lalu atas "bantuan tanpa pamrih" untuk dana pembangunan setelah kunjungan ke Beijing. Dana Moneter Internasional (IMF) tidak membeberkan rincian utang luar negeri Maladewa, tetapi mengatakan ada kebutuhan untuk "penyesuaian kebijakan yang mendesak".
"Tanpa perubahan kebijakan yang signifikan, defisit fiskal secara keseluruhan dan utang publik diproyeksikan akan tetap tinggi," kata IMF setelah meninjau ekonomi negara itu seperti dilansir AFP.
"Maladewa tetap berisiko tinggi mengalami kesulitan utang eksternal dan keseluruhan," sambungnya.
Negara kepulauan yang terkenal dengan pantai pasir putihnya, di mana pariwisata menyumbang hampir sepertiga dari ekonomi itu telah pulih secara ekonomi dari pandemi Covid-19.
Akan tetapi perluasan bandara yang direncanakan dan peningkatan hotel yang diproyeksikan untuk mendorong pertumbuhan, IMF mengingatkan "ketidakpastian seputar prospek tetap tinggi dan ada risiko ke sisi negatifnya."
Mentor Muizzu, mantan presiden Abdulla Yameen, yang memerintah selama lima tahun hingga 2018, meminjam banyak dana dari Beijing untuk proyek-proyek konstruksi. Hal itu membuatnya berutang 42% atau lebih dari USD3 miliar untuk utang luar negerinya ke China pada tahun 2021, menurut Bank Dunia, mengutip kementerian keuangan Maladewa.
Sebelumnya Muizzu, telah meminta agar pasukan India yang mengoperasikan tiga pesawat pengintai di Maladewa pergi pada 10 Mei. Ia juga berjanji untuk memperkuat militernya dalam mempertahankan wilayah maritim yang luas di negara itu.
Lihat Juga: Presiden Maladewa Pecat Lebih dari 225 Pejabat Politik Termasuk Menteri untuk Pangkas Biaya
(akr)
tulis komentar anda