IMF: Krisis Laut Merah Belum Berdampak Signifikan pada Ekonomi Global
Senin, 12 Februari 2024 - 16:27 WIB
JAKARTA - Serangan pemberontak Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah berdampak signifikan pada asuransi dan tarif pengiriman, akan tetapi sejauh ini tidak mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi global. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelaksana International Monetary Fund ( IMF ), Kristalina Georgieva pada pekan ini.
"(Krisis laut merah) Ini menambah tekanan pada harga, tetapi belum sampai pada titik bahwa proyeksi kami untuk inflasi secara global akan dikoreksi," kata Georgieva.
Petinggi IMF itu menambahkan, bahwa "untuk saat ini memang memiliki implikasi, tetapi bukan dari besarnya yang secara signifikan akan memangkas proyeksi pertumbuhan untuk ekonomi dunia,".
Dia mencatat bahwa pada Januari 2024, lalu lintas melalui Terusan Suez, rute perdagangan maritim penting yang menghubungkan Laut Mediterania ke Laut Merah, anjlok hampir setengahnya dibandingkan Januari lalu. Namun, menurut Georgieva, dampak dari penurunan lalu lintas ini lebih "terlokalisasi,".
Dimana dampak paling parah dirasakan oleh Mesir, yang bergantung pada pendapatan dari lalu lintas jalur air dan saat ini kehilangan sekitar USD100 juta per bulan. Namun, Georgieva memperingatkan bahwa kejutan seperti krisis pengiriman Laut Merah membuat prospek pertumbuhan jangka panjang untuk ekonomi dunia "suram."
IMF baru-baru ini sedikit memperbarui proyeksi ekonominya, dan sekarang memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,1% di 2024. Tapi menurut Georgieva, angka ini masih "lemah menurut standar historis" jika dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata 3,8% pada dekade sebelum pandemi Covid-19.
"Ini adalah sinyal bahwa kita berada di dunia yang lebih rawan guncangan - kejutan jenis ini ... berarti kita harus berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi guncangan berulang ini," ungkapnya memperingatkan.
"(Krisis laut merah) Ini menambah tekanan pada harga, tetapi belum sampai pada titik bahwa proyeksi kami untuk inflasi secara global akan dikoreksi," kata Georgieva.
Petinggi IMF itu menambahkan, bahwa "untuk saat ini memang memiliki implikasi, tetapi bukan dari besarnya yang secara signifikan akan memangkas proyeksi pertumbuhan untuk ekonomi dunia,".
Dia mencatat bahwa pada Januari 2024, lalu lintas melalui Terusan Suez, rute perdagangan maritim penting yang menghubungkan Laut Mediterania ke Laut Merah, anjlok hampir setengahnya dibandingkan Januari lalu. Namun, menurut Georgieva, dampak dari penurunan lalu lintas ini lebih "terlokalisasi,".
Dimana dampak paling parah dirasakan oleh Mesir, yang bergantung pada pendapatan dari lalu lintas jalur air dan saat ini kehilangan sekitar USD100 juta per bulan. Namun, Georgieva memperingatkan bahwa kejutan seperti krisis pengiriman Laut Merah membuat prospek pertumbuhan jangka panjang untuk ekonomi dunia "suram."
IMF baru-baru ini sedikit memperbarui proyeksi ekonominya, dan sekarang memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,1% di 2024. Tapi menurut Georgieva, angka ini masih "lemah menurut standar historis" jika dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata 3,8% pada dekade sebelum pandemi Covid-19.
"Ini adalah sinyal bahwa kita berada di dunia yang lebih rawan guncangan - kejutan jenis ini ... berarti kita harus berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi guncangan berulang ini," ungkapnya memperingatkan.
tulis komentar anda