Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Rp15.719 per USD, Berikut Sentimennya
Kamis, 29 Februari 2024 - 15:41 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore ini berakhir melemah 27 poin ke level Rp15.719 per USD. Raihan ini melanjutkan tren pelemahan, usai sebelumnya sempat turun 50 poin di level Rp15.692.
Kejatuhan kurs rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI atau Bank Indonesia, dimana jelang akhir pekan hari ini bertengger di Rp15.715/USD. Posisi tersebut merosot cukup tajam dari sesi kemarin di Rp15.673 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS menguat karena fokus investor saat ini tertuju pada data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis hari ini.
“Angka tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi AS masih stabil di bulan Januari, terutama menyusul angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan tersebut,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (29/2/2024).
Angka tersebut juga muncul setelah pejabat Fed John Williams dan Raphael Bostic mengatakan bank sentral perlu melakukan lebih banyak upaya untuk mencapai inflasi guna memenuhi target bank sebesar 2%.
Komentar mereka, yang muncul setelah serangkaian peringatan serupa dari pejabat lain, menambah keraguan atas ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada awal tahun 2024.
Dari sentimen domestik, inflasi pada Februari 2024 diperkirakan meningkat, baik secara tahunan maupun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kejatuhan kurs rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI atau Bank Indonesia, dimana jelang akhir pekan hari ini bertengger di Rp15.715/USD. Posisi tersebut merosot cukup tajam dari sesi kemarin di Rp15.673 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS menguat karena fokus investor saat ini tertuju pada data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis hari ini.
“Angka tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi AS masih stabil di bulan Januari, terutama menyusul angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan tersebut,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (29/2/2024).
Angka tersebut juga muncul setelah pejabat Fed John Williams dan Raphael Bostic mengatakan bank sentral perlu melakukan lebih banyak upaya untuk mencapai inflasi guna memenuhi target bank sebesar 2%.
Komentar mereka, yang muncul setelah serangkaian peringatan serupa dari pejabat lain, menambah keraguan atas ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada awal tahun 2024.
Dari sentimen domestik, inflasi pada Februari 2024 diperkirakan meningkat, baik secara tahunan maupun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
tulis komentar anda