Diguyur Dana Otsus Rp127 Triliun, Sudahkah Bermanfaat Bagi Rakyat Papua?
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 22:19 WIB
Dia menilai bahwa sejauh ini pelaksanaan otsus memang ada yang menggembirakan, namun tentu saja masih ada yang harus diperbaiki. Jika pun ada yang kurang, semua pihak mestinya bersama-sama memperbaiki. Dia mencontohkan pelaksanaan otonomi khusus dalam hal pembentukan partai politik. Dimana dalam hal itu, agak berbeda dengan Aceh.
Hal lain, yang perlu diperbaiki, soal evaluasi otsus yang perlu diperbaki agar hasilnya bisa lebih dilihat masyarakat sehingga bisa dilihat dan juga masyarakat bisa berkontribusi memberi masukan. Harapannya, dengan lebih terbuka, bisa mendapat gambaran utuh tentang otonomi khusus di Papua.
Meski demikian, dia mengakui bahwa otsus juga membuahkan hasil positif. Misal, terjadi daerah pemekaran, distribusi kewenangan di daerah, distribusi ekonomi dan potensi did daerah lebih optimal dengan adanya pemerakan. "Karena otonomi khusus itu jadi ada pemekaran-pemekaran di Papua,ini contoh yang berhasil menggembirakan," ucapnya.
Baca Juga: Niat Pemerintah Evaluasi Dana Otsus Didukung Pimpinan DPR
Staf khusus Presiden Joko Widodo, Billy Mambrasar menjelaskan, dari survei dengan sampel 500 orang milenial Papua, pandangan mereka sejalan bahwa otsus merupakan proses dan perlu perbaikan yang terus menerus. Misalnya, penggunaan anggaran yang harus diperbaiki. Ia menyebut otsus merupakan proses membangun jiwa raga. Karena itu, hal baik yang sudah didapat dari otsus, seperti ke sektor pendidikan yang merupakan investasi sumber daya manusia, terus ditingkatkan. Di sisi lain, ia sepakat bahwa agar semakin baik, perlu dengarkan aspirasi dari AOP agar otsus bisa berjalan lebih baik.
Sementara itu, Musisi Edo Kondologit melihat, masalah Papua saat ini sangat komplek, otsus sebenarnya dilakukan tujuannya untuk kesejahteraan, meningkatkan taraf hidup meningkat. Kalau pun masih ada penilaian otsus gagal, menurut dia karena sebagian pihak juga terlalu banyak bersandiwara. Ibarat kata, dalam satu rumah besar Indonesia, masih ada sebagian yang menilai bahwa ketidakadilan menjadi pemicu utama. Ia mendorong, semua pihak, para tokoh adat, tokoh politik kompeten Papua, hadir duduk bersama-sama membahas masa depan Papua agar lebih baik. "Otonomi khusus tujuannya baik sekali, sementara sekarang banyak ditolak. Kalau ada yang salah, itu salah dimana, karena itu cari penyebabnya lalu perbaiki," ucap Edo.
Hal lain, yang perlu diperbaiki, soal evaluasi otsus yang perlu diperbaki agar hasilnya bisa lebih dilihat masyarakat sehingga bisa dilihat dan juga masyarakat bisa berkontribusi memberi masukan. Harapannya, dengan lebih terbuka, bisa mendapat gambaran utuh tentang otonomi khusus di Papua.
Meski demikian, dia mengakui bahwa otsus juga membuahkan hasil positif. Misal, terjadi daerah pemekaran, distribusi kewenangan di daerah, distribusi ekonomi dan potensi did daerah lebih optimal dengan adanya pemerakan. "Karena otonomi khusus itu jadi ada pemekaran-pemekaran di Papua,ini contoh yang berhasil menggembirakan," ucapnya.
Baca Juga: Niat Pemerintah Evaluasi Dana Otsus Didukung Pimpinan DPR
Staf khusus Presiden Joko Widodo, Billy Mambrasar menjelaskan, dari survei dengan sampel 500 orang milenial Papua, pandangan mereka sejalan bahwa otsus merupakan proses dan perlu perbaikan yang terus menerus. Misalnya, penggunaan anggaran yang harus diperbaiki. Ia menyebut otsus merupakan proses membangun jiwa raga. Karena itu, hal baik yang sudah didapat dari otsus, seperti ke sektor pendidikan yang merupakan investasi sumber daya manusia, terus ditingkatkan. Di sisi lain, ia sepakat bahwa agar semakin baik, perlu dengarkan aspirasi dari AOP agar otsus bisa berjalan lebih baik.
Sementara itu, Musisi Edo Kondologit melihat, masalah Papua saat ini sangat komplek, otsus sebenarnya dilakukan tujuannya untuk kesejahteraan, meningkatkan taraf hidup meningkat. Kalau pun masih ada penilaian otsus gagal, menurut dia karena sebagian pihak juga terlalu banyak bersandiwara. Ibarat kata, dalam satu rumah besar Indonesia, masih ada sebagian yang menilai bahwa ketidakadilan menjadi pemicu utama. Ia mendorong, semua pihak, para tokoh adat, tokoh politik kompeten Papua, hadir duduk bersama-sama membahas masa depan Papua agar lebih baik. "Otonomi khusus tujuannya baik sekali, sementara sekarang banyak ditolak. Kalau ada yang salah, itu salah dimana, karena itu cari penyebabnya lalu perbaiki," ucap Edo.
(nng)
tulis komentar anda