Data S&P Global Buktikan Daya Saing Industri Tak Terkait Gas Bumi
Senin, 18 Maret 2024 - 22:19 WIB
Sebelumnya Founder & Advisor Reforminer Institute, Lembaga Riset Pertambangan dan Ekonomi Energi, Pri Agung Rahmanto mengatakan evaluasi terhadap kebijakan harga gas bumi tertentu alias HGBT tidak akan berdampak terhadap daya saing industri dalam negeri. Selain komponen gas bumi kontribusinya rendah, daya saing sebuah industri dipengaruhi oleh banyak aspek.
"Ada banyak faktor yang memengaruhi daya saing sebuah industri. Seperti permintaan pasar, sumber daya, strategi industri dan juga keterkaitannya dengan industri pendukung dalam mata rantai industri tersebut. Harga gas hanya salah satu aspek dari sumberdaya, khususnya aspek biaya," imbuh Pri Agung.
Argumen Pri Agung tersebut sejalan dengan Purchasing Managers’ Index™️ (PMI) Manufaktur Indonesia yang diterbitkan oleh S&P Global. Dalam rilisnya pada 1 Februari 2024, menyatakan bahwa sektor manufaktur Indonesia berekspansi pada laju lebih cepat pada awal bulan tahun
2024.
S&P Global menyatakan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur mengalami percepatan, didukung oleh kenaikan lebih cepat pada permintaan baru karena kondisi permintaan secara keseluruhan membaik dan basis pelanggan naik. Permintaan asing juga membaik, namun kecepatan pertumbuhan permintaan ekspor masih marginal.
Hal ini mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan persediaan inventaris input, meski upaya perekrutan terbatas. Keseluruhan kepercayaan diri bisnis bertahan positif, sementara tekanan
inflasi berkurang pada bulan Januari. PMI Manufaktur Indonesia naik ke posisi 52,9 pada bulan Januari dari 52,2 pada bulan Desember 2023.
Defisit Gas
Kebijakan HGBT yang telah menguras keuangan negara ini terjadi ditengah pasokan gas bumi yang terus menurun di wilayah Sumatera Selatan, Tengah dan Jawa bagian barat. Ketiga wilayah itu merupakan konsumen gas terbesar yang telah didukung dengan jaringan gas pipa yang cukup matang.
"Ada banyak faktor yang memengaruhi daya saing sebuah industri. Seperti permintaan pasar, sumber daya, strategi industri dan juga keterkaitannya dengan industri pendukung dalam mata rantai industri tersebut. Harga gas hanya salah satu aspek dari sumberdaya, khususnya aspek biaya," imbuh Pri Agung.
Argumen Pri Agung tersebut sejalan dengan Purchasing Managers’ Index™️ (PMI) Manufaktur Indonesia yang diterbitkan oleh S&P Global. Dalam rilisnya pada 1 Februari 2024, menyatakan bahwa sektor manufaktur Indonesia berekspansi pada laju lebih cepat pada awal bulan tahun
2024.
S&P Global menyatakan bahwa pertumbuhan sektor manufaktur mengalami percepatan, didukung oleh kenaikan lebih cepat pada permintaan baru karena kondisi permintaan secara keseluruhan membaik dan basis pelanggan naik. Permintaan asing juga membaik, namun kecepatan pertumbuhan permintaan ekspor masih marginal.
Hal ini mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan persediaan inventaris input, meski upaya perekrutan terbatas. Keseluruhan kepercayaan diri bisnis bertahan positif, sementara tekanan
inflasi berkurang pada bulan Januari. PMI Manufaktur Indonesia naik ke posisi 52,9 pada bulan Januari dari 52,2 pada bulan Desember 2023.
Defisit Gas
Kebijakan HGBT yang telah menguras keuangan negara ini terjadi ditengah pasokan gas bumi yang terus menurun di wilayah Sumatera Selatan, Tengah dan Jawa bagian barat. Ketiga wilayah itu merupakan konsumen gas terbesar yang telah didukung dengan jaringan gas pipa yang cukup matang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda