Penyitaan Aset Rusia oleh AS Akan Percepat De-dolarisasi
Sabtu, 27 April 2024 - 09:00 WIB
Ketentuan REPO telah meningkatkan perdebatan mengenai potensi konsekuensi permintaan asing terhadap Treasury AS dan penggunaan dolar, Bloomberg mencatat. Outlet tersebut juga mengatakan kecil kemungkinannya AS akan menyita aset-aset Rusia tanpa persetujuan dari negara-negara G7 lainnya dan UE.
Analis JPMorgan Katherine Lei mengatakan bahwa China mungkin mempercepat proses de-dolarisasi. Sekitar 70% perdagangan internasional China, menurut perkiraan JPMorgan, saat ini masih dalam mata uang dolar.
"Negara-negara yang menggunakan dolar untuk perdagangan dan keuangan internasional perlu memastikan bahwa aset mereka tidak akan disita atas kemauan AS," kata Paola Subacchi, penulis The Cost of Free Money, kepada outlet tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada hari Kamis memperingatkan bahwa Moskow dapat menurunkan hubungan diplomatik dengan Washington jika AS mengambil alih dana Rusia yang dibekukan. Ryabkov menegaskan, tanggapan Moskow terhadap penyitaan aset-asetnya dapat mencakup tindakan balasan ekonomi dan diplomatik.
Analis JPMorgan Katherine Lei mengatakan bahwa China mungkin mempercepat proses de-dolarisasi. Sekitar 70% perdagangan internasional China, menurut perkiraan JPMorgan, saat ini masih dalam mata uang dolar.
"Negara-negara yang menggunakan dolar untuk perdagangan dan keuangan internasional perlu memastikan bahwa aset mereka tidak akan disita atas kemauan AS," kata Paola Subacchi, penulis The Cost of Free Money, kepada outlet tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada hari Kamis memperingatkan bahwa Moskow dapat menurunkan hubungan diplomatik dengan Washington jika AS mengambil alih dana Rusia yang dibekukan. Ryabkov menegaskan, tanggapan Moskow terhadap penyitaan aset-asetnya dapat mencakup tindakan balasan ekonomi dan diplomatik.
(fjo)
tulis komentar anda