Menengok Strategi BI Tahan dan Turunkan Suku Bunga Acuan di Sepanjang 2020

Rabu, 19 Agustus 2020 - 09:09 WIB
Bank Indonesia (BI) akan segera mengumumkan tingkat suku bunga acuan alias BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang dijadwalkan hari ini. Lantas sudah berapa kali BI melonggarkan kebijakan suku bunganya di sepanjang 2020?. Foto/Dok
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan segera mengumumkan tingkat suku bunga acuan alias BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang dijadwalkan hari ini. Lantas sudah berapa kali BI melonggarkan kebijakan suku bunganya di sepanjang 2020?.

Dalam catatan SINDOnews, BI pertama kali menurunkan suku bunganya pada tahun ini yakni di bulan 20 Februari 2020 yang mana menurunkan 25 basis point untuk suku bunganya menjadi 4.75% yang mana sebelumnya di level 5%.

(Baca Juga: Suku Bunga Acuan Saat Ini Terendah Sepanjang Sejarah, Ekonom: BI Bakal Tahan )

Penurunan ini sejalan dengan, kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang aman, serta sebagai langkah pre-emptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19.



Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif. Lalu berlanjut, suku bunga kembali turun 25 bps pada 19 Maret 2020 menjadi 4,50%.

Penurunan ini dikarenakan mempertimbangkan ekonomi yang terkena dampak pandemi virus covid-19. Sedangkan pada bulan April dan Mei suku bunga ditahan pada level 4,5%. Hal ini seiring, mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi.

(Baca Juga: Bos BI Optimis Indonesia Jadi Negara Maju 25 Tahun Lagi )

Tren penurunan kembali terjadi pada bulan Juni 2020, dimana suku bunga lebih rendah 25 bps pada level 4,25%. Serta kembali turun pada bulan Juli yang mana suku bunga sudah turun di level terendah menjadi 4%.

Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More