Dunia Bertambah Tua, Tapi Tidak dengan India dan Indonesia dengan Angkatan Kerja Muda
Senin, 27 Mei 2024 - 15:18 WIB
JAKARTA - Ketiban bonus demografi membuat pasar Emerging Markets atau negara berkembang seperti India dan Indonesia yang populasinya tumbuh dengan kecepatan solid bakal mendapatkan manfaat untuk mulai memainkan peran lebih besar dalam investasi. Hal ini berdasarkan proyeksi dari Fidelity International dan BlackRock Investment Institute.
Para investor melirik kedua negara berkembang di Asia tersebut, lantaran ledakan belanja infrastruktur yang pada gilirannya menjadi pertanda baik bagi perekonomian. Baik India dan Indonesia secara kebetulan menggelar pemilihan umum tahun ini, menunjukkan kepada dunia ambisi mereka untuk beralih ke kekuatan ekonomi utama dengan populasi muda ebagai kekuatan utama.
Kedua negara menonjol ketika usia pekerja yang mulai menua menjangkiti rekan-rekannya di kawasan tersebut, termasuk China. Seperti diketahui India sudah melampaui China sebagai negara terpadat di dunia pada pertengahan 2023, sebuah tonggak bersejarah yang bisa menjadi calon pemenang di pasar saham negara Asia Selatan itu.
Analisis BlackRock menunjukkan hubungan positif antara pertumbuhan populasi usia kerja suatu negara dan valuasi harga saham. Sementara Fidelity melihat sektor keuangan sebagai penerima manfaat utama karena kebutuhan kredit bakal tumbuh, baik untuk perusahaan maupun konsumen.
"Angkatan kerja India dan Indonesia masih muda – dengan dividen demografis yang jauh lebih cemerlang dari beberapa ekonomi terbesar di lingkungan itu (Asia)," kata Ian Samson, manajer dana di Fidelity di Singapura.
"Semua perusahaan besar dan kecil membutuhkan pembiayaan. Ini sebagian menjelaskan mengapa saham bank umumnya berkorelasi dengan pertumbuhan PDB di pasar negara berkembang," bebernya.
Para investor melirik kedua negara berkembang di Asia tersebut, lantaran ledakan belanja infrastruktur yang pada gilirannya menjadi pertanda baik bagi perekonomian. Baik India dan Indonesia secara kebetulan menggelar pemilihan umum tahun ini, menunjukkan kepada dunia ambisi mereka untuk beralih ke kekuatan ekonomi utama dengan populasi muda ebagai kekuatan utama.
Kedua negara menonjol ketika usia pekerja yang mulai menua menjangkiti rekan-rekannya di kawasan tersebut, termasuk China. Seperti diketahui India sudah melampaui China sebagai negara terpadat di dunia pada pertengahan 2023, sebuah tonggak bersejarah yang bisa menjadi calon pemenang di pasar saham negara Asia Selatan itu.
Analisis BlackRock menunjukkan hubungan positif antara pertumbuhan populasi usia kerja suatu negara dan valuasi harga saham. Sementara Fidelity melihat sektor keuangan sebagai penerima manfaat utama karena kebutuhan kredit bakal tumbuh, baik untuk perusahaan maupun konsumen.
"Angkatan kerja India dan Indonesia masih muda – dengan dividen demografis yang jauh lebih cemerlang dari beberapa ekonomi terbesar di lingkungan itu (Asia)," kata Ian Samson, manajer dana di Fidelity di Singapura.
"Semua perusahaan besar dan kecil membutuhkan pembiayaan. Ini sebagian menjelaskan mengapa saham bank umumnya berkorelasi dengan pertumbuhan PDB di pasar negara berkembang," bebernya.
Implikasi Investasi dari Dunia yang Cepat Bertambah Tua
India dan Indonesia diproyeksikan bakal mengalami peningkatan populasi setidaknya 10% dari tahun ini hingga 2040, mendatang menurut data dari Bank Dunia. Sedangkan China kemungkinan akan melihat penyusutan hampir 4%.
tulis komentar anda