Dunia Bertambah Tua, Tapi Tidak dengan India dan Indonesia dengan Angkatan Kerja Muda

Senin, 27 Mei 2024 - 15:18 WIB
Metrik yang lebih penting adalah perubahan populasi usia kerja, yang didefinisikan sebagai mereka yang berusia antara 15 dan 64 tahun. Bahkan sebelum penurunan populasi keseluruhan di China, kelompok usia kerjanya telah menyusut selama bertahun-tahun, sementara India adalah yang termuda di antara negara-negara besar.

Peningkatan yang lebih cepat dalam kelompok usia kerja biasanya diterjemahkan ke dalam pertumbuhan pendapatan masa depan yang lebih tinggi, ungkap Ahli strategi BlackRock Investment Institute yang dipimpin oleh Jean Boivin dalam laporan terbaru yang ditulisnya pada bulan Maret.

Sambung dia menambahkan bahwa migrasi, partisipasi angkatan kerja yang lebih besar dan otomatisasi juga merupakan faktor yang berperan. Dividen demografis merupakan bagian dari optimisme yang telah memicu kenaikan di dua pasar saham, di samping banyak faktor istimewa lainnya termasuk harapan untuk hasil pemilihan yang mendukung pasar.

Indeks Nifty 50, yang diperdagangkan pada level rekor, diatur untuk mencetak kenaikan sembilan tahun berturut-turut jika tren mampu bertahan. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level tertinggi sepanjang masa di bulan Maret.

Reformasi Struktural

Analis mencatat bahwa reformasi struktural untuk mengurangi birokrasi peraturan, meningkatkan fleksibilitas pasar kerja dan memfasilitasi investasi asing sangat penting bagi ekonomi untuk memanfaatkan bonus demografis.

"Pada akhirnya, persamaan pertumbuhan adalah produktivitas waktu kerja," kata Samson dari Fidelity.

"Reformasi struktural yang solid yang telah kita lihat di India dan Indonesia akan memungkinkan penciptaan lapangan kerja yang cukup untuk mendapatkan keuntungan dari dividen demografis," lanjutnya

Meskipun ada beberapa kemajuan, masih banyak yang harus dilakukan. Investor mengamati apakah pemerintah negara bagian di India akan menindaklanjuti dengan menerapkan tenaga kerja, tanah dan perubahan kebijakan lainnya yang telah disahkan di tingkat nasional.

Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, yang mulai menjabat pada bulan Oktober, ingin mencapai pertumbuhan PDB ekonomi tahunan 8% meskipun rekam jejak RI jauh di bawah itu.

Bagi investor, utang negara, rasio ketergantungan usia dan beban fiskal adalah salah satu metrik yang perlu dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More