Sanksi Baru ke Rusia Bikin Negara Uni Eropa Ini Was-was, Kok Bisa?
Sabtu, 15 Juni 2024 - 22:05 WIB
JAKARTA - Barat sedang menyiapkan sanksi terbaru terhadap Rusia , namun Brussels gagal menyepakati babak baru sanksi Uni Eropa (UE) kepada Moskow. Pihak Jerman kabarnya menolak usulan sanksi terbaru tersebut bisa dijatuhkan kepada perusahaan yang melakukan bisnis dengan Moskow.
Mengutip dari seorang diplomat seperti dilansir Reuters, anggota Uni Eropa dijadwalkan membahas sanksi lanjutan pada Jumat malam waktu setempat. Akan tetapi masalah itu "ditarik dari agenda pertemuan pada saat-saat terakhir."
Pembatasan potensial akan mencakup larangan transit gas alam cair atau LNG Rusia dan rencana untuk menindak penghindaran sanksi dengan meminta operator UE bertanggung jawab atas pelanggaran oleh anak perusahaan dan mitra di negara ketiga.
Jerman dilaporkan khawatir bahwa perusahaannya dapat ditandai sebagai kendaraan yang digunakan untuk melewati pembatasan. Menurut Deutsche Presse-Agentur, Berlin khawatir bahwa perusahaan-perusahaan Jerman dapat terkena peraturan yang sedang diusulkan itu.
Anggota Uni Eropa dilaporkan berharap bisa menyetujui sanksi sebelum KTT perdamaian Ukraina di Swiss, yang direncanakan pada 15-16 Juni. Negara Alpine diperkirakan akan menjadi tuan rumah delegasi dari sekitar 90 negara.
Namun, Rusia, serta China dan Arab Saudi, tidak akan hadir, karena Moskow berpendapat bahwa Barat akan menggunakan acara tersebut untuk "mendikte ultimatum."
Uni Eropa telah memasukkan lebih dari 2.100 entitas dan individu ke daftar hitam sebagai tanggapan atas operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. Sedangkan AS memberlakukan putaran pembatasan baru minggu ini, menargetkan Bursa Efek Moskow (MOEX) dan bank-bank besar, serta sektor TI (teknologi informasi) negara itu.
Pembatasan tersebut mendorong MOEX untuk menangguhkan perdagangan dalam dolar AS dan euro pada hari Kamis. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, bagaimanapun, bahwa Bank Sentral Rusia sepenuhnya "mampu memastikan stabilitas semua pasar."
Mengutip dari seorang diplomat seperti dilansir Reuters, anggota Uni Eropa dijadwalkan membahas sanksi lanjutan pada Jumat malam waktu setempat. Akan tetapi masalah itu "ditarik dari agenda pertemuan pada saat-saat terakhir."
Pembatasan potensial akan mencakup larangan transit gas alam cair atau LNG Rusia dan rencana untuk menindak penghindaran sanksi dengan meminta operator UE bertanggung jawab atas pelanggaran oleh anak perusahaan dan mitra di negara ketiga.
Baca Juga
Jerman dilaporkan khawatir bahwa perusahaannya dapat ditandai sebagai kendaraan yang digunakan untuk melewati pembatasan. Menurut Deutsche Presse-Agentur, Berlin khawatir bahwa perusahaan-perusahaan Jerman dapat terkena peraturan yang sedang diusulkan itu.
Anggota Uni Eropa dilaporkan berharap bisa menyetujui sanksi sebelum KTT perdamaian Ukraina di Swiss, yang direncanakan pada 15-16 Juni. Negara Alpine diperkirakan akan menjadi tuan rumah delegasi dari sekitar 90 negara.
Namun, Rusia, serta China dan Arab Saudi, tidak akan hadir, karena Moskow berpendapat bahwa Barat akan menggunakan acara tersebut untuk "mendikte ultimatum."
Uni Eropa telah memasukkan lebih dari 2.100 entitas dan individu ke daftar hitam sebagai tanggapan atas operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. Sedangkan AS memberlakukan putaran pembatasan baru minggu ini, menargetkan Bursa Efek Moskow (MOEX) dan bank-bank besar, serta sektor TI (teknologi informasi) negara itu.
Pembatasan tersebut mendorong MOEX untuk menangguhkan perdagangan dalam dolar AS dan euro pada hari Kamis. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, bagaimanapun, bahwa Bank Sentral Rusia sepenuhnya "mampu memastikan stabilitas semua pasar."
(akr)
tulis komentar anda