Putin: Rusia dan Korut Akan Hadapi Sanksi Barat Bersama
Rabu, 19 Juni 2024 - 09:23 WIB
Pada bulan Maret, veto Rusia di PBB mengakhiri pemantauan sanksi PBB terhadap Korea Utara atas program nuklirnya, yang memicu tuduhan Barat bahwa Moskow berusaha menghindari pengawasan karena membeli senjata dari Pyongyang untuk digunakan di Ukraina.
Melansir dari AP, awal tahun ini, Putin mengirimkan sebuah limusin mewah Aurus Senat kepada Kim, yang ia tunjukkan kepada pemimpin Korea Utara itu saat mereka bertemu dalam sebuah pertemuan puncak pada bulan September. Para pengamat mengatakan bahwa pengiriman tersebut melanggar resolusi PBB yang melarang pemberian barang-barang mewah ke Korea Utara.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa hubungan yang semakin dalam antara Moskow dan Pyongyang mengkhawatirkan, "Bukan hanya karena dampaknya terhadap rakyat Ukraina, karena kita tahu rudal balistik Korea Utara masih digunakan untuk menghantam target-target Ukraina, tetapi juga karena mungkin ada timbal balik di sini yang dapat mempengaruhi keamanan di Semenanjung Korea."
"Kami belum melihat parameter dari semua itu saat ini, tentu saja belum melihatnya membuahkan hasil. Tapi kami tentu akan mengawasinya dengan sangat, sangat cermat," katanya.
Setelah lawatan Korea Utara, Kremlin mengatakan Putin juga akan mengunjungi Vietnam pada hari Rabu dan Kamis untuk melakukan pembicaraan yang diperkirakan akan difokuskan pada perdagangan. Amerika Serikat, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memperkuat hubungan dan mempercepat perdagangan dengan Vietnam, mengkritik rencana kunjungan Putin.
"Ketika Rusia terus mencari dukungan internasional untuk mempertahankan perang ilegal dan brutalnya melawan Ukraina, kami menegaskan bahwa tidak ada negara yang boleh memberikan Putin sebuah platform untuk mempromosikan perang agresinya dan sebaliknya mengijinkan dia untuk menormalkan kekejamannya," kata juru bicara Kedutaan Besar AS di Vietnam dalam sebuah pernyataan.
Putin dalam kunjungan pertamanya ke negara sekutunya dalam 24 tahun terakhir mengatakan bahwa kedua negara akan mengembangkan sistem perdagangan dan pembayaran untuk mengatasi tindakan sanksi Barat.
Baca Juga
Melansir dari AP, awal tahun ini, Putin mengirimkan sebuah limusin mewah Aurus Senat kepada Kim, yang ia tunjukkan kepada pemimpin Korea Utara itu saat mereka bertemu dalam sebuah pertemuan puncak pada bulan September. Para pengamat mengatakan bahwa pengiriman tersebut melanggar resolusi PBB yang melarang pemberian barang-barang mewah ke Korea Utara.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa hubungan yang semakin dalam antara Moskow dan Pyongyang mengkhawatirkan, "Bukan hanya karena dampaknya terhadap rakyat Ukraina, karena kita tahu rudal balistik Korea Utara masih digunakan untuk menghantam target-target Ukraina, tetapi juga karena mungkin ada timbal balik di sini yang dapat mempengaruhi keamanan di Semenanjung Korea."
"Kami belum melihat parameter dari semua itu saat ini, tentu saja belum melihatnya membuahkan hasil. Tapi kami tentu akan mengawasinya dengan sangat, sangat cermat," katanya.
Setelah lawatan Korea Utara, Kremlin mengatakan Putin juga akan mengunjungi Vietnam pada hari Rabu dan Kamis untuk melakukan pembicaraan yang diperkirakan akan difokuskan pada perdagangan. Amerika Serikat, yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memperkuat hubungan dan mempercepat perdagangan dengan Vietnam, mengkritik rencana kunjungan Putin.
"Ketika Rusia terus mencari dukungan internasional untuk mempertahankan perang ilegal dan brutalnya melawan Ukraina, kami menegaskan bahwa tidak ada negara yang boleh memberikan Putin sebuah platform untuk mempromosikan perang agresinya dan sebaliknya mengijinkan dia untuk menormalkan kekejamannya," kata juru bicara Kedutaan Besar AS di Vietnam dalam sebuah pernyataan.
Putin dalam kunjungan pertamanya ke negara sekutunya dalam 24 tahun terakhir mengatakan bahwa kedua negara akan mengembangkan sistem perdagangan dan pembayaran untuk mengatasi tindakan sanksi Barat.
(nng)
tulis komentar anda