Perang Dagang Eropa-China Memanas, Mobil Listrik Dibalas Babi

Rabu, 19 Juni 2024 - 12:37 WIB
Hal senada dikatakan asosiasi eksportir daging babi Prancis, Inaporc. "Kami sebagian besar baru dalam tahap mencari tahu pertanyaan apa yang akan diajukan dan bagaimana kami harus menanggapinya," kata Anne Richard, direktur Inaporc, seperti dikutip oleh Politico.



Ksenija Simovic, penasihat kebijakan senior untuk perdagangan di Copa-Cogeca, kelompok tani terbesar di Eropa, juga tak menyembunyikan kekhawatirannya. "Ini tentu saja tidak dapat diterima oleh kami. Komisi Eropa (EC) harus memastikan bahwa sekali lagi, sektor kami bukan pihak yang menanggung tagihan untuk perselisihan yang menyangkut sektor lain," tegasnya.

EC mengatakan bahwa tarif sementara untuk impor kendaraan listrik China akan berlaku pada tanggal 4 Juli. Terkait dengan itu, melansir Reuters, Senin (17/6) malam, Ulrik Bremholm, ketua asosiasi perdagangan Danske Slagterier, sebuah unit dari kelompok pelobi Dewan Pertanian dan Pangan Denmark, mendesak semua pihak untuk mempertimbangkan implikasi terhadap pekerjaan, keamanan pangan, dan produksi serta menemukan solusi sebelum tanggal 4 Juli.

"Mulai tahun 2023, ekspor daging babi dan produk sampingan babi tertentu dari UE ke China telah meningkat secara signifikan, yang membuatnya perlu untuk menyelidiki faktor harga mereka sesuai dengan aturan WTO," kata Cui Hongjian, seorang profesor di Akademi Tata Kelola Regional dan Global dengan Universitas Studi Luar Negeri Beijing, kepada Global Times.

Analis China menekankan bahwa penyelidikan Kementerian Perdagangan diluncurkan atas permintaan industri dalam negeri sesuai dengan aturan WTO, sangat kontras dengan langkah EC, yang diluncurkan tanpa aplikasi dari industri terkait di UE. Tak hanya itu, proses investigasi pun dinilai tidak adil, tidak objektif, dan berpotensi melanggar aturan WTO.

"Investigasi antidumping China terhadap daging babi UE menurutnya terbuka dan transparan, dan dilakukan sesuai dengan hukum domestik yang relevan, dengan tujuan untuk melindungi kepentingan sah industri dalam negeri, yang sejalan dengan aturan WTO," ujar Dong Yifan, seorang peneliti di Institut Studi Eropa, Institut Hubungan Internasional Kontemporer China, kepada Global Times.

Pada tahun 2023, China mengimpor daging babi senilai sekitar USD3,5 miliar, sekitar Rp56 triliun (kurs Rp16.000 per USD), di mana sekitar setengahnya berasal dari UE. Menurut Administrasi Umum Bea Cukai (GAC), Spanyol mengekspor daging babi senilai USD865,3 juta ke China, yang mencakup sekitar 25% dari total impor daging babi China pada tahun 2023, sementara Denmark mengekspor daging babi senilai USD288,9 juta, yang mencakup 8,3%. Kemudian, ekspor daging babi Belanda mencapai total USD267,3 juta dan Prancis mencapai USD152,8 juta.

Orang dalam industri mengatakan bahwa China juga mengimpor produk sampingan babi dari UE, termasuk telinga, hidung, kaki, dan bagian lainnya. Ekspor ini menyediakan pasar yang sangat besar bagi Eropa. Membatasi atau mengakhiri pesanan ini akan mengakibatkan kerugian bisnis yang signifikan bagi industri daging babi Eropa.

"Jika eksportir Eropa terpengaruh, maka lebih banyak eksportir global yang menunggu untuk merebut pangsa pasar mereka, seperti Brasil, Kanada, AS, dan Rusia," ujar Ma.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More