Dolar AS Terlalu Perkasa, Rupiah Akhir Pekan Dipukul KO ke Rp16.450/USD
Jum'at, 21 Juni 2024 - 17:33 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 20 poin atau 0,12% ke level Rp16.450 setelah sebelumnya di Rp16.430 per dolar AS . Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.475 per dolar AS.
Pelemahan kurs rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI yang hari ini ambruk ke Rp16.458 per USD. Angka tersebut merosot dibandingkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi kemarin di Rp16.420.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS menguat dipengaruhi penjualan ritel bulan Mei yang dirilis minggu ini tidak terlalu signifikan dan pasar tenaga kerja tampaknya melemah. Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu, namun masih lebih besar dari perkiraan.
"Berdasarkan data yang dirilis pada hari Kamis, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun terjadi penurunan secara bertahap. Data AS yang lemah baru-baru ini memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve sebanyak dua kali pada akhir tahun ini," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (21/6/2024).
Sementara itu, para pejabat The Fed membiarkan kebijakannya tidak berubah pada pertemuan mereka di bulan Juni, dan memangkas proyeksi sebelumnya untuk pemotongan tiga perempat poin tahun ini menjadi satu, bahkan ketika inflasi telah mereda dan pasar tenaga kerja telah melemah.
Kemudian, pedagang tetap mewaspadai tanda-tanda intervensi berkelanjutan oleh Bank of Japan untuk meningkatkan mata uang yang mencapai posisi terendah dalam 34 tahun pada akhir April.
Diplomat utama Jepang Masato Kanda mengatakan sebelumnya pada hari Kamis bahwa tidak ada batasan terhadap sumber daya yang tersedia untuk intervensi valuta asing, Kantor Berita Jiji melaporkan.
Pelemahan kurs rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI yang hari ini ambruk ke Rp16.458 per USD. Angka tersebut merosot dibandingkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi kemarin di Rp16.420.
Baca Juga
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS menguat dipengaruhi penjualan ritel bulan Mei yang dirilis minggu ini tidak terlalu signifikan dan pasar tenaga kerja tampaknya melemah. Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu, namun masih lebih besar dari perkiraan.
"Berdasarkan data yang dirilis pada hari Kamis, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun terjadi penurunan secara bertahap. Data AS yang lemah baru-baru ini memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve sebanyak dua kali pada akhir tahun ini," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (21/6/2024).
Sementara itu, para pejabat The Fed membiarkan kebijakannya tidak berubah pada pertemuan mereka di bulan Juni, dan memangkas proyeksi sebelumnya untuk pemotongan tiga perempat poin tahun ini menjadi satu, bahkan ketika inflasi telah mereda dan pasar tenaga kerja telah melemah.
Kemudian, pedagang tetap mewaspadai tanda-tanda intervensi berkelanjutan oleh Bank of Japan untuk meningkatkan mata uang yang mencapai posisi terendah dalam 34 tahun pada akhir April.
Diplomat utama Jepang Masato Kanda mengatakan sebelumnya pada hari Kamis bahwa tidak ada batasan terhadap sumber daya yang tersedia untuk intervensi valuta asing, Kantor Berita Jiji melaporkan.
tulis komentar anda