Perjalanan Proyek GERD Senilai Rp68,5 Triliun, PLTA Terbesar di Afrika
Jum'at, 28 Juni 2024 - 05:43 WIB
apa yang dilakukan Ethiopia mengisi bendungan dengan air Sungai Nil sebagai tindakan "ilegal".
Dalam pernyataannya diungkapkan, bahwa langkah 'sepihak' menyelesaikan pengisian dum akan membebani negosiasi dengan Mesir dan Sudan, yang ditangguhkan pada 2021 tetapi dilanjutkan di Agustus 2023.
Bendungan ini telah memicu perselisihan regional sejak Ethiopia meluncurkan proyek tersebut pada 2011. Negosiasi antara ketiga pemerintah sempat menemui jalan buntu selama hampir dua setengah tahun, untuk kemudian dilanjutkan di Kairo pada 27 Agustus dengan tujuan mencapai kesepakatan.
"Dengan mempertimbangkan kepentingan dan keprihatinan ketiga negara," ungkap Menteri Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir, Hani Sewilam pada saat itu.
Dia menyerukan "diakhirinya tindakan sepihak".
Mesir yang mengalami krisis air, melihat bendungan itu sebagai ancaman eksistensial karena sangat bergantung pada Sungai Nil untuk 97% kebutuhan airnya. Sedangkan posisi Sudan yang rapuh dalam perang saudara, telah berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir.
Ethiopia mengatakan GERD, yang berada di barat laut negara itu atau sekitar 30 km (19 mil) dari perbatasan dengan Sudan, tidak akan mengurangi volume air yang mengalir ke hilir.
Sementara itu PBB mengatakan Mesir bisa "kehabisan air pada tahun 2025" dan beberapa bagian Sudan, di mana konflik itu pada dasarnya adalah perang atas akses ke air. Diterangkan juga negara itu bakal semakin rentan terhadap kekeringan sebagai akibat dari perubahan iklim.
Air dari sungai Nil yang bakal dialihkan untuk mengisi reservoir besar di belakang bendungan membuat Mesir dan Sudan cemas. Lantaran itu Mesir sempat meminta Ethiopia untuk membatasi jumlah air yang mengalir untuk pembangunan. Hal itu sesuai perjanjian yang telah disepakati pada 1929 dan 1959.
Namun usulan tersebut ditolak. Berdasarkan perjanjian pada 1929 dan 1959, Mesir diketahui berhak mendapatkan sebanyak 55,5 miliar meter kubik air Nil. Sementara itu, Sudan juga protes kepada Ethiopia sebab aliran air Nil yang mengalir ke hilir menjadi berkurang.
Dalam pernyataannya diungkapkan, bahwa langkah 'sepihak' menyelesaikan pengisian dum akan membebani negosiasi dengan Mesir dan Sudan, yang ditangguhkan pada 2021 tetapi dilanjutkan di Agustus 2023.
Bendungan ini telah memicu perselisihan regional sejak Ethiopia meluncurkan proyek tersebut pada 2011. Negosiasi antara ketiga pemerintah sempat menemui jalan buntu selama hampir dua setengah tahun, untuk kemudian dilanjutkan di Kairo pada 27 Agustus dengan tujuan mencapai kesepakatan.
"Dengan mempertimbangkan kepentingan dan keprihatinan ketiga negara," ungkap Menteri Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir, Hani Sewilam pada saat itu.
Dia menyerukan "diakhirinya tindakan sepihak".
Mesir yang mengalami krisis air, melihat bendungan itu sebagai ancaman eksistensial karena sangat bergantung pada Sungai Nil untuk 97% kebutuhan airnya. Sedangkan posisi Sudan yang rapuh dalam perang saudara, telah berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir.
Ethiopia mengatakan GERD, yang berada di barat laut negara itu atau sekitar 30 km (19 mil) dari perbatasan dengan Sudan, tidak akan mengurangi volume air yang mengalir ke hilir.
Sementara itu PBB mengatakan Mesir bisa "kehabisan air pada tahun 2025" dan beberapa bagian Sudan, di mana konflik itu pada dasarnya adalah perang atas akses ke air. Diterangkan juga negara itu bakal semakin rentan terhadap kekeringan sebagai akibat dari perubahan iklim.
Air dari sungai Nil yang bakal dialihkan untuk mengisi reservoir besar di belakang bendungan membuat Mesir dan Sudan cemas. Lantaran itu Mesir sempat meminta Ethiopia untuk membatasi jumlah air yang mengalir untuk pembangunan. Hal itu sesuai perjanjian yang telah disepakati pada 1929 dan 1959.
Namun usulan tersebut ditolak. Berdasarkan perjanjian pada 1929 dan 1959, Mesir diketahui berhak mendapatkan sebanyak 55,5 miliar meter kubik air Nil. Sementara itu, Sudan juga protes kepada Ethiopia sebab aliran air Nil yang mengalir ke hilir menjadi berkurang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda