Kaburnya Bank Eropa dari Rusia Bakal Berdampak Buruk buat Perusahaan Barat
Jum'at, 28 Juni 2024 - 11:15 WIB
MOSKOW - Bank- bank Eropa yang meninggalkan Rusia disebut bakal memberikan dampak buruk buat perusahaan-perusahaan Barat dan juga Rusia. Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada tengah pekan kemarin.
Pernyataan tersebut merujuk pada masih banyaknya perusahaan Barat yang beroperasi dan menggunakan layanan perbankan di Rusia. Saat kebanyakan bank-bank besar Rusia berada di bawah sanksi Barat terkait invasi skala penuh Kremlin ke Ukraina sejak Februari 2022, maka bank-bank asing menjadi jembatan keuangan utama dengan Barat, dimana meningkatkan keuntungan dalam prosesnya.
Salah satu bank asing yang masih beroperasi di Rusia termasuk Raiffeisen Bank International Austria dan UniCredit Italia.
"Mereka melakukan fungsi yang cukup penting dalam mentransfer dana, tidak hanya untuk kepentingan pelanggan kami dari bank-bank ini, tetapi juga pelanggan asing," kata Peskov kepada wartawan dikutip dari Reuters.
Pengawasan Perbankan Bank Sentral Eropa telah meminta semua bank dengan eksposur signifikan ke Rusia untuk mempercepat upaya de-risking mereka dengan menetapkan road map yang jelas untuk perampingan dan keluar dari pasar Rusia.
Raiffeisen sudah berada dalam pengawasan khusus terkait keuntungan yang besar di Rusia dan kuatnya hubungan dengan Moskow. Pihak bank juga diperingatkan oleh Departemen Keuangan AS secara tertulis bahwa aksesnya ke sistem keuangan AS dapat dibatasi, menurut seseorang sumber terkait.
"Jangan lupa bahwa sangat banyak bisnis Barat masih bekerja di ekonomi Rusia, mereka terus bekerja di sini," kata Peskov.
"Mereka memiliki investasi multi-miliaran yang besar dan mayoritas perusahaan belum pergi, tetapi terus bekerja di pasar ini," sambungnya.
"Jadi mereka menggunakan layanan perbankan ini. Jika mereka berhenti, yah, perusahaan-perusahaan ini akan sama rusaknya dengan perusahaan kita," beber Peskov.
Tercatat ada sekitar 1.000 perusahaan telah meninggalkan pasar Rusia, eksodus perusahaan terjadi sejak invasi Rusia 2022 ke Ukraina yang telah merugikan perusahaan asing lebih dari USD107 miliar dalam writedown dan kehilangan pendapatan, menurut analisis Reuters.
Namun masih banyak bisnis multinasional seperti, Mondelez International, PepsiCo, Auchan, Nestle dan Unilever, masih mempertahankan kehadirannya di Rusia.
Pernyataan tersebut merujuk pada masih banyaknya perusahaan Barat yang beroperasi dan menggunakan layanan perbankan di Rusia. Saat kebanyakan bank-bank besar Rusia berada di bawah sanksi Barat terkait invasi skala penuh Kremlin ke Ukraina sejak Februari 2022, maka bank-bank asing menjadi jembatan keuangan utama dengan Barat, dimana meningkatkan keuntungan dalam prosesnya.
Salah satu bank asing yang masih beroperasi di Rusia termasuk Raiffeisen Bank International Austria dan UniCredit Italia.
"Mereka melakukan fungsi yang cukup penting dalam mentransfer dana, tidak hanya untuk kepentingan pelanggan kami dari bank-bank ini, tetapi juga pelanggan asing," kata Peskov kepada wartawan dikutip dari Reuters.
Pengawasan Perbankan Bank Sentral Eropa telah meminta semua bank dengan eksposur signifikan ke Rusia untuk mempercepat upaya de-risking mereka dengan menetapkan road map yang jelas untuk perampingan dan keluar dari pasar Rusia.
Raiffeisen sudah berada dalam pengawasan khusus terkait keuntungan yang besar di Rusia dan kuatnya hubungan dengan Moskow. Pihak bank juga diperingatkan oleh Departemen Keuangan AS secara tertulis bahwa aksesnya ke sistem keuangan AS dapat dibatasi, menurut seseorang sumber terkait.
"Jangan lupa bahwa sangat banyak bisnis Barat masih bekerja di ekonomi Rusia, mereka terus bekerja di sini," kata Peskov.
"Mereka memiliki investasi multi-miliaran yang besar dan mayoritas perusahaan belum pergi, tetapi terus bekerja di pasar ini," sambungnya.
"Jadi mereka menggunakan layanan perbankan ini. Jika mereka berhenti, yah, perusahaan-perusahaan ini akan sama rusaknya dengan perusahaan kita," beber Peskov.
Tercatat ada sekitar 1.000 perusahaan telah meninggalkan pasar Rusia, eksodus perusahaan terjadi sejak invasi Rusia 2022 ke Ukraina yang telah merugikan perusahaan asing lebih dari USD107 miliar dalam writedown dan kehilangan pendapatan, menurut analisis Reuters.
Namun masih banyak bisnis multinasional seperti, Mondelez International, PepsiCo, Auchan, Nestle dan Unilever, masih mempertahankan kehadirannya di Rusia.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda